Wajib Tahu! Ketahui 9 Manfaat Minuman Secang untuk Antioksidan Alami – E-Journal

Senin, 4 Agustus 2025 oleh journal

Minuman yang berasal dari rebusan kayu secang, dikenal secara ilmiah sebagai Caesalpinia sappan, telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan Asia Tenggara.

Kayu secang kaya akan senyawa bioaktif, termasuk brazilin, sappanchalcone, dan flavonoid, yang memberikan warna merah khas serta beragam khasiat terapeutik.

Konsumsi minuman ini secara teratur diyakini dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan tubuh, menjadikannya pilihan populer sebagai minuman herbal fungsional. Berbagai penelitian ilmiah telah mulai mengungkap dasar molekuler di balik klaim kesehatan tradisional tersebut.

manfaat minuman secang

  1. Antioksidan Kuat

    Kayu secang mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang melimpah, terutama brazilin dan sappanchalcone, yang dikenal memiliki aktivitas antioksidan tinggi.

    Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang merupakan pemicu berbagai penyakit kronis.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry telah menunjukkan kapasitas penangkapan radikal bebas yang signifikan dari ekstrak secang.

    Dengan demikian, konsumsi minuman secang dapat berkontribusi pada pencegahan stres oksidatif dan menjaga integritas seluler.

    Wajib Tahu! Ketahui 9 Manfaat Minuman Secang untuk...
  2. Anti-inflamasi

    Brazilin, salah satu senyawa utama dalam secang, telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi yang kuat. Senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur-jalur pro-inflamasi dan mengurangi produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin.

    Studi in vitro dan in vivo, seperti yang dilaporkan dalam Planta Medica, mendukung potensi secang sebagai agen anti-inflamasi alami. Kemampuan ini menjadikan minuman secang bermanfaat dalam meredakan kondisi yang berkaitan dengan peradangan kronis dan akut.

  3. Antibakteri dan Antivirus

    Ekstrak kayu secang menunjukkan aktivitas antimikroba spektrum luas terhadap berbagai jenis bakteri dan virus. Senyawa seperti brazilin dan sappanchalcone dapat mengganggu integritas membran sel mikroba atau menghambat replikasi virus.

    Penelitian dari Journal of Ethnopharmacology telah mengidentifikasi efektivitasnya terhadap bakteri patogen tertentu seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta potensi antivirus terhadap beberapa jenis virus.

    Sifat ini memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi dan mendukung kesehatan umum.

  4. Potensi Antikanker

    Beberapa studi awal menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dari secang memiliki potensi antikanker melalui mekanisme seperti induksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan penghambatan proliferasi sel tumor.

    Brazilin dan sappanchalcone telah dieksplorasi dalam konteks ini, menunjukkan efek sitotoksik selektif terhadap berbagai lini sel kanker tanpa merusak sel normal.

    Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, temuan laboratorium, seperti yang diterbitkan oleh Oncology Reports, sangat menjanjikan. Ini menunjukkan potensi minuman secang sebagai agen kemopreventif atau adjuvant terapi.

  5. Hepatoprotektif (Perlindungan Hati)

    Minuman secang dapat memberikan efek perlindungan terhadap organ hati dari kerusakan yang disebabkan oleh toksin atau stres oksidatif. Kandungan antioksidan di dalamnya berperan penting dalam mengurangi beban oksidatif pada sel-sel hati dan membantu detoksifikasi.

    Studi pada hewan model, misalnya oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada, telah menunjukkan bahwa ekstrak secang dapat menurunkan kadar enzim hati yang tinggi dan mengurangi kerusakan histopatologi pada hati yang mengalami cedera.

    Ini menunjukkan perannya dalam menjaga fungsi dan kesehatan hati yang optimal.

  6. Mengatur Kadar Gula Darah

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa secang berpotensi membantu dalam pengelolaan kadar gula darah. Senyawa tertentu dalam kayu secang diyakini dapat meningkatkan sensitivitas insulin atau menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat, seperti alpha-glucosidase.

    Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya dalam konteks diabetes.

    Namun, studi praklinis, seperti yang diulas dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, memberikan indikasi positif mengenai peran secang dalam homeostasis glukosa dan manajemen kadar gula darah.

  7. Kardioprotektif (Kesehatan Jantung)

    Khasiat antioksidan dan anti-inflamasi dari secang juga berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan di pembuluh darah, minuman secang dapat membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan mencegah pembentukan plak aterosklerotik.

    Beberapa studi menunjukkan potensi dalam menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, faktor risiko utama penyakit jantung.

    Penelitian oleh tim dari Universitas Airlangga mengindikasikan bahwa senyawa brazilin dapat memodulasi jalur sinyal yang relevan untuk fungsi jantung dan pembuluh darah.

  8. Analgesik (Pereda Nyeri)

    Secara tradisional, secang telah digunakan untuk meredakan nyeri, dan penelitian modern mulai mendukung klaim ini.

    Efek anti-inflamasi dari senyawa seperti brazilin berkontribusi pada kemampuannya untuk mengurangi nyeri yang berkaitan dengan peradangan, seperti nyeri sendi atau otot. Mekanisme yang mungkin melibatkan penghambatan produksi mediator nyeri atau modulasi jalur saraf tertentu.

    Meskipun studi klinis spesifik masih terbatas, penggunaan historis dan bukti praklinis mengindikasikan potensi secang sebagai agen pereda nyeri alami yang menjanjikan.

  9. Meningkatkan Imunitas

    Dengan sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba, minuman secang dapat secara tidak langsung mendukung sistem kekebalan tubuh. Mengurangi beban oksidatif dan peradangan kronis memungkinkan sistem imun berfungsi lebih optimal, karena stres pada sel-sel imun berkurang.

    Selain itu, kemampuannya melawan patogen membantu tubuh dalam mempertahankan diri dari infeksi, mengurangi beban kerja sistem kekebalan.

    Meskipun belum ada penelitian langsung yang secara spesifik mengukur peningkatan respons imun, kontribusi komponen bioaktifnya terhadap kesehatan seluler dan perlindungan dari agen berbahaya secara logis mendukung fungsi imun yang lebih baik.