Wajib Tahu! Inilah 9 Manfaat Zat Besi dalam Susu, Pencegah Anemia! – E-Journal
Jumat, 29 Agustus 2025 oleh journal
Zat besi merupakan mikronutrien esensial yang memiliki peran krusial dalam berbagai proses fisiologis tubuh manusia.
Meskipun susu secara alami mengandung zat besi dalam jumlah yang relatif rendah, fortifikasi susu dengan zat besi telah menjadi strategi umum dalam upaya mengatasi defisiensi zat besi, terutama di kalangan populasi rentan seperti anak-anak dan wanita hamil.
Kehadiran zat besi dalam susu, baik secara alami maupun melalui fortifikasi, menjadikannya medium yang efektif untuk pengiriman nutrisi penting ini ke dalam tubuh, mendukung kesehatan secara menyeluruh.
zat besi dalam susu memberikan manfaat berupa
- Pembentukan Hemoglobin dan Pencegahan Anemia
Zat besi adalah komponen vital dalam sintesis hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.
Asupan zat besi yang adekuat sangat penting untuk menjaga kadar hemoglobin yang optimal dan mencegah terjadinya anemia defisiensi besi, suatu kondisi yang ditandai oleh kelelahan, sesak napas, dan penurunan kapasitas fisik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara konsisten menekankan pentingnya suplementasi zat besi untuk kelompok berisiko tinggi guna mengurangi prevalensi anemia secara global.
- Mendukung Fungsi Kognitif dan Perkembangan Otak
Peran zat besi dalam perkembangan otak dan fungsi kognitif sangat signifikan, terutama selama masa pertumbuhan anak.
Zat besi berperan dalam mielinasi saraf, sintesis neurotransmiter, dan metabolisme energi di otak, yang semuanya esensial untuk pembelajaran, memori, dan konsentrasi.
Defisiensi zat besi pada usia dini dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif yang sulit dipulihkan, sebagaimana didokumentasikan oleh penelitian Lozoff et al. dalam "Pediatrics" yang menunjukkan dampak jangka panjang anemia pada fungsi kognitif anak.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imun sangat bergantung pada ketersediaan zat besi yang cukup untuk berfungsi secara optimal.
Zat besi merupakan kofaktor bagi banyak enzim yang terlibat dalam respons imun, termasuk proliferasi limfosit dan aktivitas fagositik makrofag, yang merupakan garis pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi.
Kekurangan zat besi dapat melemahkan sistem kekebalan, membuat individu lebih rentan terhadap berbagai infeksi patogen, seperti yang dijelaskan dalam ulasan oleh Schaible & Kaufmann dalam "Nature Reviews Microbiology" mengenai peran besi dalam interaksi inang-patogen.
- Penting untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Selama periode pertumbuhan pesat, seperti masa bayi dan kanak-kanak, kebutuhan zat besi meningkat secara drastis untuk mendukung pembentukan sel-sel baru dan ekspansi volume darah.
Zat besi berperan dalam sintesis DNA, replikasi sel, dan produksi energi, yang semuanya fundamental untuk pertumbuhan fisik yang sehat.
Asupan zat besi yang memadai memastikan bahwa anak-anak dapat mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan mereka secara penuh, sebuah prinsip yang mendasari banyak program gizi anak global.
- Mendukung Metabolisme Energi
Zat besi adalah komponen kunci dari berbagai protein dan enzim yang terlibat dalam rantai transpor elektron di mitokondria, proses utama penghasil energi seluler dalam bentuk ATP.
Tanpa zat besi yang cukup, sel-sel tubuh tidak dapat memproduksi energi secara efisien, yang dapat menyebabkan kelelahan kronis dan penurunan performa fisik.
Peran zat besi dalam metabolisme energi ini dibahas secara luas dalam literatur biokimia dan fisiologi, menekankan pentingnya zat besi untuk vitalitas dan fungsi organ.
- Kesehatan Ibu Hamil dan Perkembangan Janin
Kebutuhan zat besi meningkat secara signifikan selama kehamilan untuk mendukung peningkatan volume darah ibu, pertumbuhan plasenta, dan perkembangan janin.
Zat besi esensial untuk pembentukan sel darah merah pada janin dan mencegah anemia pada ibu hamil, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.
Pedoman nutrisi kehamilan dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) secara eksplisit merekomendasikan asupan zat besi yang cukup untuk mendukung kehamilan yang sehat.
- Menjaga Kesehatan Otot dan Mengurangi Kelelahan
Selain hemoglobin, zat besi juga merupakan komponen mioglobin, protein yang ditemukan di sel-sel otot yang bertanggung jawab menyimpan oksigen.
Ketersediaan oksigen yang cukup dalam otot sangat penting untuk kontraksi otot yang efisien dan untuk mencegah kelelahan otot, terutama selama aktivitas fisik.
Defisiensi zat besi dapat mengurangi kapasitas otot untuk berfungsi secara optimal, yang berdampak pada stamina dan kekuatan fisik individu.
- Peran dalam Fungsi Enzim dan Regulasi Gen
Zat besi merupakan kofaktor penting untuk lebih dari 200 enzim dalam tubuh, yang terlibat dalam berbagai reaksi biokimia esensial, termasuk sintesis DNA, detoksifikasi, dan metabolisme obat.
Selain itu, zat besi juga berperan dalam regulasi ekspresi gen, memengaruhi bagaimana sel merespons lingkungannya dan berfungsi secara normal.
Kompleksitas peran zat besi dalam fungsi enzimatik dan regulasi gen menyoroti statusnya sebagai nutrisi makro yang tak tergantikan bagi kesehatan seluler dan organisme secara keseluruhan.
- Sebagai Kendaraan Fortifikasi Nutrisi Penting
Susu, sebagai komoditas yang banyak dikonsumsi oleh berbagai kelompok usia, terutama anak-anak, berfungsi sebagai kendaraan yang sangat efektif untuk fortifikasi zat besi.
Program fortifikasi susu dengan zat besi telah terbukti menjadi strategi kesehatan masyarakat yang berhasil dalam meningkatkan asupan zat besi di populasi, terutama di daerah dengan prevalensi defisiensi zat besi yang tinggi.
Hal ini memungkinkan distribusi nutrisi penting secara luas dan berkontribusi pada penurunan angka anemia pada skala komunitas, sebagaimana banyak didukung oleh inisiatif UNICEF dan Aliansi Global untuk Nutrisi yang Lebih Baik (GAIN).