Wajib Simak! 6 Manfaat Minum Rimpang, Imunitas Kuat! – E-Journal
Jumat, 5 September 2025 oleh journal
Rimpang, atau dikenal sebagai rimpang akar, adalah batang bawah tanah yang tumbuh secara horizontal dan dari mana akar serta tunas baru dapat tumbuh.
Bagian tanaman ini, seperti jahe, kunyit, dan temulawak, kaya akan berbagai senyawa bioaktif, termasuk kurkuminoid, gingerol, shogaol, dan senyawa fenolik lainnya.
Senyawa-senyawa ini secara tradisional telah dimanfaatkan dalam pengobatan herbal dan kuliner di berbagai budaya karena khasiat terapeutiknya.
Konsumsi ekstrak atau seduhan dari bagian tanaman ini telah menjadi praktik umum untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh.
manfaat minum rimpang
- Potensi Anti-inflamasi yang Kuat
Berbagai jenis rimpang, terutama kunyit (Curcuma longa) dan jahe (Zingiber officinale), dikenal luas karena sifat anti-inflamasinya yang signifikan.
Kurkumin, senyawa aktif utama dalam kunyit, telah banyak diteliti dan menunjukkan kemampuan untuk menghambat jalur inflamasi seperti NF-B, sehingga mengurangi produksi molekul pro-inflamasi dalam tubuh.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food oleh Aggarwal dan kolega (2007) secara ekstensif mengulas peran kurkumin dalam modulasi inflamasi pada tingkat molekuler.
Gingerol dan shogaol dalam jahe juga berkontribusi pada efek ini dengan menghambat sintesis prostaglandin, mediator inflamasi penting, sehingga konsumsi rutin rimpang ini dapat membantu meredakan kondisi inflamasi kronis.
- Kaya Antioksidan untuk Perlindungan Seluler
Rimpang mengandung beragam senyawa antioksidan yang berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, yang berhubungan dengan berbagai penyakit degeneratif dan proses penuaan dini.
Senyawa fenolik, flavonoid, dan terpenoid yang ditemukan dalam rimpang seperti jahe, kunyit, dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) bekerja sebagai penangkap radikal bebas yang efektif.
Sebuah studi di Food Chemistry (2009) menyoroti kapasitas antioksidan tinggi pada ekstrak rimpang dari berbagai varietas, menunjukkan potensi besar mereka. Dengan demikian, asupan rimpang dapat mendukung integritas seluler dan mencegah kerusakan oksidatif yang merugikan.
- Dukungan Terhadap Kesehatan Pencernaan
Manfaat rimpang dalam mendukung sistem pencernaan telah dikenal secara empiris selama berabad-abad dan kini didukung oleh bukti ilmiah.
Jahe, khususnya, sangat efektif dalam meredakan mual dan muntah, termasuk mual di pagi hari dan mabuk perjalanan, berkat kandungan gingerolnya yang memengaruhi reseptor serotonin di saluran pencernaan.
Selain itu, rimpang seperti temulawak dapat merangsang produksi empedu, yang penting untuk pencernaan lemak dan penyerapan nutrisi, sebagaimana diuraikan dalam artikel di Journal of Ethnopharmacology.
Konsumsi rimpang dapat membantu mengurangi kembung, gas, dan gangguan pencernaan lainnya, menciptakan lingkungan usus yang lebih sehat dan seimbang.
- Peningkatan Fungsi Imun Tubuh
Beberapa rimpang memiliki sifat imunomodulator yang dapat memperkuat respons kekebalan tubuh terhadap patogen dan agen infeksius.
Kandungan vitamin C, zinc, dan berbagai fitokimia dalam rimpang berkontribusi pada peningkatan aktivitas sel-sel imun, seperti makrofag dan sel T, yang merupakan garis pertahanan pertama tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam jahe dan kunyit dapat membantu dalam regulasi respons imun dan mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan.
Misalnya, studi dalam International Journal of Preventive Medicine (2013) menunjukkan bahwa kunyit memiliki efek positif pada beberapa parameter imunologi yang penting.
Oleh karena itu, konsumsi rimpang secara teratur dapat menjadi strategi pendukung untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap optimal dan responsif.
- Aktivitas Antimikroba Potensial
Rimpang tertentu menunjukkan aktivitas antimikroba yang signifikan terhadap berbagai jenis bakteri, virus, dan jamur patogen.
Senyawa seperti kurkumin dari kunyit, gingerol dari jahe, dan panduratin A dari temu kunci (Boesenbergia rotunda) telah diuji dan menunjukkan kemampuan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme berbahaya.
Mekanisme ini melibatkan gangguan pada dinding sel bakteri, replikasi virus, atau integritas membran jamur, mencegah proliferasinya.
Publikasi di Applied and Environmental Microbiology (2012) telah melaporkan efek antibakteri yang kuat dari beberapa ekstrak rimpang terhadap strain resisten.
Properti ini menjadikan rimpang sebagai agen alami yang berpotensi membantu melawan infeksi dan menjaga keseimbangan mikroflora tubuh.
- Peran dalam Manajemen Nyeri
Selain sifat anti-inflamasinya, rimpang juga menunjukkan efek analgesik atau pereda nyeri yang signifikan. Mekanisme ini sering kali terkait dengan kemampuannya untuk mengurangi inflamasi, yang merupakan penyebab umum nyeri pada berbagai kondisi.
Misalnya, jahe telah digunakan secara tradisional untuk meredakan nyeri otot pasca-latihan dan nyeri haid, dengan penelitian modern yang mendukung klaim ini.
Studi klinis yang dipublikasikan dalam Pain (2010) menunjukkan bahwa suplemen jahe dapat secara signifikan mengurangi intensitas nyeri pada kondisi tertentu.
Kurkumin dari kunyit juga telah diteliti untuk potensinya dalam mengurangi nyeri sendi dan osteoartritis, seperti yang dibahas dalam ulasan sistematis di Journal of Pain Research (2016).
Dengan demikian, rimpang dapat menjadi pilihan alami yang menjanjikan untuk membantu mengelola berbagai jenis nyeri.