Jarang diketahui! Inilah 6 Manfaat Minum Teh Jahe, Meredakan Mual & Hangat – E-Journal

Selasa, 26 Agustus 2025 oleh journal

Konsumsi minuman hangat yang diinfus dengan rimpang Zingiber officinale merupakan praktik yang telah lama dikenal dalam berbagai tradisi pengobatan dan kuliner di seluruh dunia.

Minuman ini, yang seringkali diperkaya dengan rempah-rempah lain atau pemanis alami, diakui secara luas tidak hanya karena cita rasanya yang khas dan menghangatkan, tetapi juga karena khasiat terapeutiknya.

Praktik ini melibatkan proses sederhana merebus atau menyeduh potongan jahe segar atau kering dalam air panas, menghasilkan infus yang kaya akan senyawa bioaktif.

manfaat minum teh jahe

  1. Sifat Anti-inflamasi yang Poten

    Jahe kaya akan senyawa fenolik, terutama gingerol, shogaol, dan paradol, yang dikenal memiliki aktivitas anti-inflamasi yang kuat. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dan leukotrien, molekul-molekul pro-inflamasi yang berperan dalam respons peradangan tubuh.

    Sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food oleh Grzanna et al. (2005) menyoroti bagaimana ekstrak jahe dapat menekan produksi sitokin pro-inflamasi seperti TNF-alpha dan IL-1 beta.

    Jarang diketahui! Inilah 6 Manfaat Minum Teh Jahe,...

    Penghambatan jalur peradangan ini menjadikan minuman ini berpotensi meredakan kondisi yang berkaitan dengan inflamasi kronis, seperti osteoartritis dan rheumatoid arthritis.

    Konsumsi rutin dapat berkontribusi pada penurunan nyeri dan pembengkakan sendi pada beberapa individu, meskipun efeknya bervariasi.

    Mekanisme anti-inflamasi jahe juga melibatkan modulasi aktivitas NF-kB, sebuah kompleks protein yang mengontrol transkripsi DNA, produksi sitokin, dan kelangsungan hidup sel.

    Kemampuan jahe untuk memengaruhi jalur-jalur molekuler ini menunjukkan potensi terapeutiknya yang luas dalam manajemen peradangan.

  2. Meredakan Mual dan Muntah

    Salah satu manfaat paling terkenal dari konsumsi minuman ini adalah kemampuannya untuk meredakan mual dan muntah. Ini sangat efektif untuk mual di pagi hari selama kehamilan, mual akibat kemoterapi, dan mabuk perjalanan.

    Studi klinis telah menunjukkan efektivitas jahe dalam mengurangi keparahan gejala mual tanpa efek samping yang signifikan.

    Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan di Obstetrics & Gynecology oleh Borrelli et al. (2005) menyimpulkan bahwa jahe efektif dalam mengurangi mual dan muntah selama kehamilan.

    Mekanisme kerjanya diduga melibatkan efek langsung pada saluran pencernaan serta interaksi dengan reseptor serotonin di otak dan usus, yang berperan dalam memicu sensasi mual.

    Selain itu, jahe dapat mempercepat pengosongan lambung, yang seringkali menjadi faktor penyebab mual. Dengan mengurangi waktu transit makanan di lambung, jahe membantu meringankan perasaan tidak nyaman dan kembung yang sering menyertai mual.

  3. Mendukung Kesehatan Pencernaan

    Minuman ini dapat berperan sebagai karminatif, membantu mengurangi gas berlebih di saluran pencernaan dan meredakan kembung. Jahe dikenal dapat merangsang produksi enzim pencernaan, yang esensial untuk pemecahan makanan dan penyerapan nutrisi yang efisien.

    Ini dapat membantu meringankan gangguan pencernaan ringan seperti dispepsia.

    Senyawa bioaktif dalam jahe juga dapat mempercepat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, sebuah proses yang dikenal sebagai motilitas gastrointestinal. Penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Gastroenterology & Hepatology oleh Hu et al.

    (2011) menunjukkan bahwa jahe dapat mempercepat pengosongan lambung pada individu dengan dispepsia fungsional.

    Kemampuan jahe untuk menenangkan saluran pencernaan dan mengurangi kejang usus juga berkontribusi pada kenyamanan pencernaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, konsumsi minuman jahe sering direkomendasikan setelah makan besar untuk membantu proses pencernaan.

  4. Mengurangi Nyeri Otot dan Dismenore

    Sifat anti-inflamasi jahe juga meluas ke kemampuannya untuk meredakan nyeri, termasuk nyeri otot akibat olahraga dan dismenore (nyeri haid).

    Studi telah menunjukkan bahwa jahe dapat seefektif obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dalam beberapa kasus, namun dengan profil efek samping yang lebih ringan.

    Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Pain oleh Black et al. (2010) menemukan bahwa konsumsi jahe secara signifikan mengurangi nyeri otot yang diinduksi latihan.

    Efek ini dikaitkan dengan kemampuannya untuk mengurangi peradangan dan stres oksidatif yang terjadi setelah aktivitas fisik intens.

    Untuk dismenore, beberapa studi, seperti yang dilaporkan oleh Ozgoli et al. (2009) di Journal of Alternative and Complementary Medicine, menunjukkan bahwa jahe dapat mengurangi intensitas nyeri haid secara signifikan.

    Mekanisme yang terlibat kemungkinan besar adalah penghambatan sintesis prostaglandin, yang merupakan pemicu utama kontraksi rahim dan nyeri selama menstruasi.

  5. Potensi Antioksidan yang Kuat

    Jahe adalah sumber antioksidan yang kaya, termasuk gingerol, shogaol, dan zingerone, yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

    Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dini dan berbagai penyakit kronis.

    Konsumsi antioksidan sangat penting untuk menjaga kesehatan seluler dan mengurangi risiko penyakit degeneratif. Minuman jahe menyediakan dosis antioksidan yang dapat membantu menetralkan radikal bebas, mendukung integritas sel dan jaringan di seluruh tubuh.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Food Chemistry oleh Chang et al. (2012) menggarisbawahi kapasitas antioksidan tinggi dari berbagai bagian jahe, menunjukkan bahwa senyawanya dapat secara efektif menangkap radikal bebas dan mengurangi kerusakan oksidatif pada tingkat sel.

  6. Mendukung Fungsi Kekebalan Tubuh

    Meskipun bukan obat langsung untuk infeksi, konsumsi minuman jahe secara teratur dapat mendukung fungsi kekebalan tubuh secara umum.

    Sifat anti-inflamasi dan antioksidannya berkontribusi pada lingkungan internal yang lebih sehat, yang pada gilirannya dapat memperkuat respons imun. Minuman hangat ini juga dapat membantu meredakan gejala pilek dan flu.

    Jahe memiliki sifat antimikroba dan antivirus ringan, yang dapat membantu tubuh melawan patogen tertentu.

    Komponen bioaktifnya, seperti gingerol, telah diteliti karena kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan virus dalam studi in vitro, seperti yang dilaporkan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Wang et al. (2013).

    Selain itu, efek menghangatkan dari jahe dapat merangsang sirkulasi darah, yang penting untuk distribusi sel-sel kekebalan ke seluruh tubuh.

    Dukungan tidak langsung ini terhadap sistem imun menjadikan minuman jahe pilihan populer selama musim dingin atau ketika tubuh membutuhkan dorongan ekstra untuk menjaga kesehatan.