Wajib Simak! 9 Manfaat Air Jahe & Kunyit untuk Imunitas Kuat! – E-Journal
Senin, 20 Oktober 2025 oleh journal
Minuman yang berasal dari kombinasi rimpang jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) telah lama dikenal dalam tradisi pengobatan herbal di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia Tenggara dan India.
Preparasi ini umumnya melibatkan ekstraksi senyawa aktif dari kedua rempah melalui perebusan atau perendaman dalam air panas, menghasilkan larutan yang kaya akan fitokimia bioaktif.
Konsumsi minuman ini seringkali dikaitkan dengan berbagai khasiat terapeutik, menjadikannya pilihan populer untuk menjaga kesehatan dan mengatasi beberapa kondisi.
Kandungan bioaktif utama seperti gingerol, shogaol, dan curcumin adalah komponen yang memberikan sifat farmakologis signifikan pada minuman rempah tradisional ini.
manfaat air jahe dan kunyit
- Sifat Anti-inflamasi yang Kuat
Jahe dan kunyit dikenal luas karena kemampuan anti-inflamasinya yang signifikan, terutama berkat senyawa aktif seperti gingerol dalam jahe dan curcumin dalam kunyit.
Curcumin, misalnya, telah diteliti secara ekstensif dan terbukti dapat menghambat jalur inflamasi utama dalam tubuh, termasuk aktivitas molekul NF-B, seperti yang dilaporkan dalam studi yang diterbitkan di Journal of Medicinal Food.
Demikian pula, gingerol berperan dalam mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi, menjadikannya efektif dalam meredakan peradangan kronis yang terkait dengan berbagai penyakit degeneratif.
- Potensi Antioksidan yang Tinggi
Kedua rempah ini adalah sumber antioksidan kuat yang dapat melawan kerusakan sel akibat radikal bebas dalam tubuh.
Jahe mengandung senyawa fenolik dan terpenoid yang berkontribusi pada kapasitas antioksidatifnya, sementara curcumin dari kunyit adalah antioksidan yang sangat ampuh dan mampu menetralkan radikal bebas secara langsung.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Phytotherapy Research menunjukkan bahwa kombinasi antioksidan ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif, yang merupakan faktor pemicu banyak penyakit degeneratif dan mempercepat proses penuaan.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Air jahe dan kunyit sangat bermanfaat untuk sistem pencernaan. Jahe telah lama digunakan sebagai karminatif dan antiemetik alami, efektif dalam meredakan mual, muntah, dan dispepsia, seperti yang ditunjukkan dalam tinjauan di World Journal of Gastroenterology.
Sementara itu, kunyit dapat membantu meningkatkan produksi empedu, yang penting untuk pencernaan lemak, dan memiliki sifat yang mendukung kesehatan lapisan usus, berkontribusi pada keseimbangan mikrobioma dan mengurangi gejala sindrom iritasi usus besar.
- Meningkatkan Fungsi Kekebalan Tubuh
Kombinasi jahe dan kunyit dapat berperan dalam memperkuat sistem imun. Sifat anti-inflamasi dan antioksidan kedua rempah ini membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan dan mendukung respons kekebalan yang sehat.
Senyawa bioaktif dalam jahe, seperti gingerol, dapat membantu dalam melawan infeksi bakteri dan virus, sementara curcumin telah terbukti memodulasi respons imun dengan mempengaruhi aktivitas sel-sel kekebalan, seperti limfosit dan makrofag, yang dilaporkan dalam berbagai studi imunologi dan farmakologi.
- Meredakan Nyeri dan Ketidaknyamanan
Baik jahe maupun kunyit memiliki sifat analgesik alami yang dapat membantu meredakan berbagai jenis nyeri.
Jahe efektif dalam mengurangi nyeri otot setelah berolahraga dan nyeri menstruasi, sebanding dengan beberapa obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dalam beberapa studi klinis, namun dengan profil efek samping yang lebih ringan.
Curcumin juga menunjukkan potensi dalam mengurangi nyeri sendi pada penderita osteoartritis, dengan mekanisme yang melibatkan penghambatan jalur peradangan dan nyeri, sebagaimana diuraikan dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Pain Research.
- Potensi untuk Kesehatan Kardiovaskular
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jahe dan kunyit dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung. Jahe dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta berkontribusi pada penurunan tekanan darah.
Curcumin juga telah diteliti karena kemampuannya untuk meningkatkan fungsi endotel, mengurangi peradangan, dan mencegah pembentukan plak di arteri, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung, seperti yang disorot dalam publikasi di American Journal of Cardiology.
- Membantu Regulasi Gula Darah
Ada indikasi bahwa jahe dan kunyit dapat berperan dalam manajemen kadar gula darah. Senyawa dalam jahe dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu penyerapan glukosa ke dalam sel otot, sehingga berpotensi menurunkan kadar gula darah puasa.
Curcumin juga telah diteliti karena efek antidiabetiknya, termasuk kemampuannya untuk mengurangi resistensi insulin dan menekan produksi glukosa di hati, meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara definitif, sebagaimana disebutkan dalam ulasan di Journal of Clinical Biochemistry and Nutrition.
- Mendukung Kesehatan Otak dan Fungsi Kognitif
Sifat anti-inflamasi dan antioksidan dari jahe dan kunyit juga dapat memberikan manfaat neuroprotektif yang signifikan.
Curcumin dapat melintasi sawar darah otak dan telah diteliti untuk potensinya dalam meningkatkan neurogenesis dan mengurangi akumulasi plak amiloid, yang merupakan ciri khas penyakit Alzheimer.
Sementara itu, jahe juga menunjukkan kemampuan untuk meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi otak dari stres oksidatif, yang dapat berkontribusi pada penuaan otak dan penyakit neurodegeneratif, seperti yang disarankan oleh studi pra-klinis.
- Potensi Sifat Anti-Kanker
Meskipun bukan sebagai pengobatan tunggal, banyak penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa curcumin dan senyawa dalam jahe memiliki sifat anti-kanker.
Curcumin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah metastasis, mempengaruhi berbagai jalur molekuler yang terlibat dalam perkembangan kanker.
Gingerol juga menunjukkan aktivitas anti-proliferatif terhadap beberapa jenis sel kanker, seperti yang dilaporkan dalam Cancer Research, membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang peran mereka sebagai agen kemopreventif atau adjuvant dalam terapi kanker.