Wajib Tahu! Inilah 8 Manfaat Telur Penyu untuk Wajah Cerah & Awet Muda! – E-Journal
Rabu, 24 September 2025 oleh journal
Penggunaan material biologis dari sumber non-konvensional dalam perawatan kulit, termasuk bagian tubuh hewan, telah menjadi praktik yang menarik perhatian dalam sejarah kosmetik tradisional di beberapa budaya.
Telur penyu, secara spesifik, pernah dipercaya oleh sebagian masyarakat memiliki khasiat tertentu untuk kulit wajah, meskipun praktik ini kini sangat dilarang dan tidak didukung oleh bukti ilmiah modern.
Kepercayaan ini seringkali berakar pada observasi empiris tanpa dasar fisiologis yang kuat, mengabaikan kompleksitas biokimia dan potensi risiko yang melekat pada bahan-bahan tersebut.
manfaat telur penyu untuk wajah
- Klaim Anti-Penuaan
Secara tradisional, beberapa keyakinan mengklaim bahwa telur penyu dapat membantu mengurangi tanda-tanda penuaan seperti kerutan dan garis halus.
Asumsi ini mungkin didasarkan pada anggapan bahwa kandungan protein atau lemak di dalamnya dapat menutrisi kulit dan meningkatkan elastisitasnya.
Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa protein dari telur penyu dapat diserap secara efektif oleh kulit manusia untuk merangsang produksi kolagen atau elastin, dua komponen utama yang bertanggung jawab atas kekencangan dan kekenyalan kulit.
Kulit manusia memiliki penghalang yang sangat selektif, dirancang untuk mencegah masuknya zat asing, terutama molekul besar seperti protein.
Proses penuaan kulit melibatkan faktor genetik, paparan lingkungan, dan kerusakan seluler kompleks yang tidak dapat diatasi hanya dengan aplikasi topikal bahan-bahan yang tidak spesifik.
Dermatologi modern mengandalkan senyawa bioaktif yang terbukti secara klinis, seperti retinoid, peptida, dan antioksidan, yang mekanisme kerjanya dipahami dengan baik dalam meregenerasi atau melindungi sel kulit.
Penggunaan bahan yang tidak teruji dapat menyebabkan iritasi, alergi, atau bahkan memperburuk kondisi kulit alih-alih memberikan manfaat anti-penuaan yang diinginkan.
- Klaim Pelembap Kulit
Beberapa tradisi mungkin menganggap telur penyu sebagai pelembap alami yang efektif, berkat kandungan lemak dan air di dalamnya.
Diperkirakan bahwa komponen ini dapat membentuk lapisan oklusif di permukaan kulit, mengurangi kehilangan air trans-epidermal dan menjaga hidrasi. Meskipun lemak dan air adalah komponen esensial untuk kelembapan kulit, sumbernya sangat penting.
Lemak dari telur penyu memiliki profil asam lemak yang berbeda dari lipid kulit manusia dan mungkin tidak kompatibel.
Aplikasi topikal bahan asing ini dapat mengganggu barier kulit alami, menyebabkan pori-pori tersumbat atau memicu respons inflamasi, yang justru dapat mengakibatkan kulit menjadi lebih kering atau rentan terhadap masalah lain.
Pelembap yang efektif dan aman dirancang dengan cermat menggunakan humektan (penarik air), emolien (penghalus), dan oklusif (penahan air) yang telah diuji secara dermatologis.
Sumber-sumber ini memastikan kompatibilitas dengan fisiologi kulit manusia dan meminimalkan risiko efek samping yang merugikan.
- Klaim Pencerah Kulit
Mitos tentang telur penyu sebagai agen pencerah kulit mungkin muncul dari gagasan bahwa nutrisi di dalamnya dapat memperbaiki warna kulit atau mengurangi hiperpigmentasi.
Keyakinan ini seringkali tidak didasari oleh pemahaman ilmiah tentang pigmentasi kulit, yang melibatkan produksi melanin oleh melanosit.
Tidak ada komponen yang diketahui dalam telur penyu yang memiliki kemampuan untuk menghambat tirosinase, enzim kunci dalam sintesis melanin, atau memecah pigmen yang ada.
Sebaliknya, iritasi atau reaksi alergi yang disebabkan oleh bahan asing dapat memicu hiperpigmentasi pasca-inflamasi, yang justru membuat noda hitam semakin parah dan sulit dihilangkan.
Produk pencerah kulit yang efektif menggunakan bahan aktif seperti asam azelat, arbutin, vitamin C, atau niacinamide, yang mekanisme kerjanya dalam mengatur produksi melanin atau mengurangi transfer pigmen telah terbukti secara ilmiah.
Penggunaan bahan yang tidak teruji berisiko tinggi menyebabkan kerusakan permanen pada kulit.
- Klaim Mengatasi Jerawat
Beberapa klaim tradisional mungkin menyarankan bahwa telur penyu memiliki sifat anti-inflamasi atau antibakteri yang dapat membantu mengatasi jerawat. Jerawat adalah kondisi kulit kompleks yang melibatkan produksi sebum berlebih, penyumbatan folikel rambut, pertumbuhan bakteri P.
acnes, dan respons inflamasi.
Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa telur penyu mengandung senyawa dengan sifat antibakteri spesifik terhadap bakteri penyebab jerawat atau sifat anti-inflamasi yang relevan untuk kulit manusia.
Sebaliknya, kandungan lemak dalam telur penyu berpotensi menjadi komedogenik, artinya dapat menyumbat pori-pori dan memperburuk kondisi jerawat.
Penanganan jerawat yang efektif melibatkan penggunaan agen keratolitik seperti asam salisilat, retinoid topikal, antibiotik, atau benzoil peroksida, yang telah terbukti secara klinis untuk mengatasi berbagai aspek patofisiologi jerawat.
Menggunakan bahan yang tidak tepat dapat memperparah peradangan dan infeksi pada kulit berjerawat.
- Klaim Regenerasi Sel Kulit
Ada anggapan bahwa nutrisi dalam telur penyu dapat merangsang regenerasi sel kulit, mempercepat penyembuhan luka, atau memperbaiki tekstur kulit.
Ide ini mungkin didasarkan pada pemahaman yang keliru bahwa komponen dari telur hewan secara otomatis bermanfaat untuk regenerasi sel manusia.
Meskipun telur kaya akan nutrisi untuk perkembangan embrio, komponen tersebut sangat spesifik untuk spesies penyu dan mungkin tidak memiliki efek regeneratif yang relevan atau aman bagi sel kulit manusia.
Bahkan, sistem kekebalan tubuh manusia dapat mengenali protein asing sebagai ancaman, memicu respons alergi atau peradangan yang merugikan.
Regenerasi sel kulit yang sehat bergantung pada faktor pertumbuhan endogen dan paparan nutrisi yang tepat dari dalam tubuh, serta perlindungan dari kerusakan lingkungan.
Bahan-bahan dalam perawatan kulit yang mendukung regenerasi umumnya adalah antioksidan, peptida, atau faktor pertumbuhan sintetis yang dirancang khusus untuk interaksi dengan sel kulit manusia, bukan ekstrak mentah dari hewan.
- Klaim Perlindungan UV
Beberapa kepercayaan yang tidak berdasar mungkin mengklaim bahwa telur penyu dapat memberikan perlindungan dari kerusakan akibat sinar ultraviolet (UV). Klaim ini sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah dan sangat berbahaya jika dijadikan pedoman perawatan kulit.
Kerusakan UV adalah penyebab utama penuaan dini, hiperpigmentasi, dan risiko kanker kulit.
Tidak ada komponen alami dalam telur penyu yang diketahui memiliki kemampuan untuk menyerap atau memantulkan radiasi UV secara efektif, seperti yang dilakukan oleh filter UV pada tabir surya.
Mengandalkan telur penyu untuk perlindungan UV dapat memberikan rasa aman yang palsu, menyebabkan kulit terpapar kerusakan serius tanpa perlindungan yang memadai.
Perlindungan UV yang efektif hanya dapat dicapai melalui penggunaan tabir surya berspektrum luas dengan SPF yang memadai, yang mengandung filter fisik (seperti seng oksida atau titanium dioksida) atau kimia (seperti avobenzone atau oktinoksat) yang telah teruji secara klinis.
Mengabaikan perlindungan UV yang tepat adalah salah satu kesalahan terbesar dalam perawatan kulit.
- Klaim Mengurangi Noda Hitam
Selain klaim pencerah kulit, beberapa tradisi mungkin secara spesifik percaya bahwa telur penyu dapat mengurangi noda hitam atau bintik-bintik penuaan.
Asumsi ini seringkali didasarkan pada anekdot tanpa pemahaman tentang mekanisme pembentukan noda hitam, yang melibatkan akumulasi melanin di area tertentu akibat paparan matahari atau peradangan.
Tidak ada komponen dalam telur penyu yang terbukti secara ilmiah dapat memecah atau mengurangi pigmen melanin yang sudah terbentuk di kulit.
Bahkan, seperti disebutkan sebelumnya, iritasi akibat aplikasi bahan asing dapat memicu atau memperparah hiperpigmentasi pasca-inflamasi, membuat noda hitam menjadi lebih gelap dan sulit dihilangkan.
Penanganan noda hitam yang efektif memerlukan pendekatan multi-modal, termasuk eksfoliasi untuk mengangkat sel kulit mati berpigmen, penggunaan agen depigmentasi seperti hidrokuinon (dengan pengawasan medis), retinoid, atau perawatan laser.
Menggunakan bahan yang tidak efektif hanya akan menunda penanganan yang tepat dan berpotensi menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
- Aspek Keamanan, Etika, dan Konservasi
Di luar kurangnya bukti ilmiah tentang manfaatnya, penggunaan telur penyu untuk tujuan kosmetik memiliki implikasi keamanan dan etika yang sangat serius.
Telur penyu dapat membawa patogen yang berpotensi menyebabkan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia, seperti bakteri Salmonella.
Selain itu, aplikasi topikal bahan biologis asing dapat memicu reaksi alergi parah, dermatitis kontak, atau infeksi pada kulit yang rusak.
Secara etika dan hukum, penggunaan telur penyu adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab.
Semua spesies penyu laut terdaftar sebagai spesies yang terancam punah atau sangat terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan dilindungi oleh undang-undang internasional seperti CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).
Memanen dan memperdagangkan telur penyu secara signifikan berkontribusi pada penurunan populasi mereka yang sudah kritis, mendorong kepunahan.
Oleh karena itu, terlepas dari klaim tradisional yang tidak berdasar, praktik penggunaan telur penyu untuk perawatan wajah adalah tindakan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan sangat merugikan upaya konservasi penyu laut global.
Sumber daya ilmiah dan etis mendukung penolakan total terhadap penggunaan telur penyu dalam produk atau praktik kosmetik.