Wajib Simak! Inilah 8 Manfaat Suami Menyusu Istri Hamil, Eratkan Ikatan Batin – E-Journal
Jumat, 8 Agustus 2025 oleh journal
Praktik di mana seorang suami melakukan kontak oral dengan payudara istrinya selama periode kehamilan merupakan bentuk ekspresi intimasi fisik yang melibatkan area sensitif dan kaya akan reseptor saraf.
Tindakan ini, meskipun tidak secara langsung terkait dengan nutrisi, dapat memicu respons fisiologis dan psikologis tertentu pada kedua belah pihak.
Hal ini sering kali dilihat sebagai bagian dari eksplorasi kedekatan pasangan dalam menghadapi perubahan fisik dan emosional yang terjadi selama masa kehamilan, memperdalam koneksi mereka di luar hubungan seksual konvensional.
manfaat suami menyusu pada istri saat hamil
- Peningkatan Ikatan Emosional dan Kedekatan Intim
Kontak fisik yang intens dan sensitif, seperti menyusu, dapat memicu pelepasan hormon oksitosin pada kedua pasangan.
Oksitosin, sering disebut sebagai "hormon cinta" atau "hormon ikatan", berperan penting dalam meningkatkan perasaan kasih sayang, kepercayaan, dan kelekatan di antara individu, sebagaimana didokumentasikan oleh penelitian dalam jurnal seperti Neuroscience & Biobehavioral Reviews yang membahas peran oksitosin dalam perilaku sosial dan ikatan.
Pelepasan oksitosin ini berkontribusi pada penciptaan suasana hati yang lebih positif dan relaks, memperkuat ikatan emosional yang mendalam antara suami dan istri.
Hal ini dapat membantu pasangan merasa lebih terhubung satu sama lain, memperkuat fondasi hubungan mereka menjelang kelahiran anak, dan menghadapi tantangan kehamilan dengan dukungan mutual yang lebih besar.
- Pengurangan Stres dan Kecemasan pada Suami
Aktivitas intim yang menenangkan dapat berfungsi sebagai mekanisme pelepasan stres yang efektif bagi suami, terutama di tengah tekanan dan kecemasan yang mungkin timbul seiring dengan tanggung jawab kehamilan dan persiapan menjadi seorang ayah.
Sensasi fisik dan kedekatan emosional yang dirasakan selama momen tersebut dapat membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi produksi hormon kortisol (hormon stres), dan meningkatkan perasaan relaksasi.
Pengurangan stres ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental suami, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan rumah tangga yang lebih tenang dan harmonis, yang secara tidak langsung mendukung kesejahteraan istri hamil.
Kondisi mental yang lebih stabil pada suami dapat meningkatkan kemampuannya untuk memberikan dukungan emosional yang konsisten kepada istrinya.
- Peningkatan Empati dan Keterlibatan Suami dalam Kehamilan
Melalui pengalaman intim ini, suami dapat mengembangkan pemahaman dan empati yang lebih besar terhadap perubahan fisik dan emosional yang dialami istrinya selama kehamilan.
Keterlibatan langsung dengan tubuh istri dalam konteks yang penuh kasih sayang dapat meningkatkan kesadaran suami akan sensitivitas dan kerentanan istri, mendorongnya untuk lebih peka terhadap kebutuhan pasangannya.
Keterlibatan yang lebih dalam ini tidak hanya sebatas pada aspek fisik, melainkan juga memperkuat partisipasi suami dalam perjalanan kehamilan secara keseluruhan.
Suami mungkin merasa lebih terhubung dengan pengalaman kehamilan dan lebih termotivasi untuk mendukung istri dalam berbagai aspek, mulai dari kunjungan medis hingga persiapan persalinan, seperti yang sering dibahas dalam literatur tentang peran ayah dalam kehamilan.
- Dukungan Psikologis bagi Istri
Bagi istri, tindakan suami yang menyusu dapat menjadi sumber validasi dan kenyamanan psikologis yang signifikan, terutama saat tubuhnya mengalami perubahan drastis selama kehamilan.
Perasaan dicintai, diinginkan, dan diterima sepenuhnya, terlepas dari perubahan bentuk tubuh, dapat meningkatkan citra diri dan kepercayaan diri istri, mengurangi potensi kecemasan terkait penampilan fisik.
Dukungan emosional semacam ini sangat krusial untuk kesehatan mental ibu hamil, membantu mengurangi risiko depresi prenatal atau kecemasan yang umum terjadi.
Kehadiran dan penerimaan suami yang intim menegaskan bahwa ikatan mereka tetap kuat dan penuh kasih sayang di tengah semua transformasi fisik yang terjadi.
- Stimulasi Hormon Oksitosin pada Istri
Meskipun bukan untuk tujuan laktasi selama kehamilan, stimulasi payudara yang lembut dapat memicu pelepasan oksitosin pada ibu hamil. Hormon oksitosin berperan penting dalam proses bonding dan dapat berkontribusi pada perasaan relaksasi dan kesejahteraan umum.
Penelitian oleh Carter dan Porges pada tahun 2013, misalnya, menyoroti peran oksitosin dalam sistem saraf parasimpatis dan kemampuannya untuk meningkatkan ketenangan.
Pelepasan oksitosin ini juga dapat memiliki efek menenangkan pada sistem saraf istri, membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan kualitas istirahat.
Ini merupakan manfaat yang berharga mengingat kebutuhan ibu hamil akan istirahat yang cukup dan lingkungan yang tenang untuk mendukung pertumbuhan janin dan kesehatannya sendiri.
- Peningkatan Kualitas Tidur (Potensial bagi Suami)
Sensasi relaksasi dan kedekatan emosional yang dialami suami setelah momen intim ini dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas tidurnya.
Pelepasan hormon penenang seperti oksitosin dan endorfin dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh, mempermudah transisi ke kondisi tidur yang lebih dalam dan restoratif.
Tidur yang berkualitas sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental, dan suami yang mendapatkan istirahat cukup akan lebih siap secara fisik dan emosional untuk mendukung istrinya selama kehamilan dan menghadapi peran baru sebagai orang tua.
Lingkungan yang tenang dan nyaman yang tercipta dari relaksasi bersama juga dapat mendukung tidur yang lebih baik bagi kedua pasangan.
- Penguatan Komunikasi Non-Verbal
Tindakan intim seperti ini menjadi bentuk komunikasi non-verbal yang sangat kuat, menyampaikan pesan cinta, penerimaan, dan dukungan tanpa perlu kata-kata.
Dalam hubungan, ekspresi non-verbal seringkali lebih dalam dan tulus dalam menyampaikan perasaan dibandingkan komunikasi verbal, seperti yang banyak dibahas dalam studi komunikasi interpersonal.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara non-verbal pada tingkat yang begitu intim dapat memperkaya kedalaman hubungan pasangan, memungkinkan mereka untuk saling memahami dan terhubung pada tingkat yang lebih primal dan emosional.
Ini membangun fondasi kepercayaan dan keamanan yang penting untuk menghadapi perubahan besar dalam hidup mereka.
- Persiapan Psikologis untuk Peran Orang Tua
Interaksi intim ini dapat berfungsi sebagai jembatan psikologis bagi suami untuk lebih terbiasa dengan ide menyusui dan kedekatan fisik dengan bayi setelah lahir.
Meskipun berbeda secara konteks, tindakan ini dapat membantu suami merasa lebih nyaman dengan payudara istri sebagai sumber kenyamanan dan nutrisi bagi bayi, mengurangi potensi rasa canggung atau ketidaknyamanan di masa depan.
Selain itu, pengalaman ini memperkuat gagasan tentang berbagi tanggung jawab dan keintiman dalam perawatan anak.
Ini mempersiapkan kedua pasangan secara mental untuk transisi menjadi orang tua, di mana kedekatan fisik dan emosional menjadi bagian integral dari pengasuhan dan ikatan keluarga yang baru terbentuk.