Wajib Simak! Ketahui 6 Manfaat Susu Kuda Liar, Rahasia Imunitas Kuat! – E-Journal
Senin, 28 Juli 2025 oleh journal
Susu yang dihasilkan oleh kuda betina, khususnya dari spesies yang hidup dalam kondisi semi-liar atau dipelihara secara ekstensif, telah lama dikenal sebagai sumber nutrisi dan pengobatan tradisional di berbagai kebudayaan.
Komposisi biokimiawi susu ini menunjukkan profil yang unik, berbeda signifikan dari susu hewan ternak lain seperti sapi atau kambing.
Karakteristik ini meliputi kandungan laktosa yang lebih tinggi, protein kasein yang lebih rendah, serta keberadaan senyawa bioaktif spesifik yang berkontribusi pada potensi terapeutiknya.
Penelitian ilmiah modern mulai menyingkap berbagai khasiat yang dikaitkan dengan konsumsi susu kuda, menjadikannya subjek menarik dalam bidang nutrisi dan kesehatan.
manfaat susu kuda liar
- Komposisi Nutrisi Unggul
Susu kuda liar memiliki profil nutrisi yang kaya, menjadikannya sumber esensial bagi tubuh. Kandungan vitamin C-nya yang tinggi, tidak seperti susu sapi, memberikan dukungan antioksidan penting.
Selain itu, susu ini kaya akan vitamin A, B kompleks, dan E, serta mineral seperti kalsium, magnesium, dan fosfor.
Proteinnya didominasi oleh albumin dan globulin, yang lebih mudah dicerna dibandingkan kasein pada susu sapi, sebagaimana dibahas dalam publikasi oleh Zielinska et al. di Journal of Dairy Science yang menyoroti karakteristik protein susu kuda.
- Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh
Kehadiran senyawa bioaktif seperti laktoferin, lisozim, dan imunoglobulin dalam susu kuda liar memberikan efek imunomodulator dan antimikroba yang signifikan. Laktoferin, misalnya, berperan dalam mengikat zat besi, menghambat pertumbuhan bakteri patogen, dan merangsang respons imun tubuh.
Lisozim adalah enzim yang efektif dalam melisiskan dinding sel bakteri, memberikan perlindungan alami terhadap infeksi. Penelitian yang diterbitkan dalam International Dairy Journal oleh tim peneliti yang melibatkan Salimei et al.
telah menguraikan peran protein-protein ini dalam meningkatkan pertahanan imun.
- Kesehatan Pencernaan
Susu kuda liar seringkali lebih mudah dicerna dibandingkan susu sapi, terutama bagi individu yang mengalami intoleransi laktosa atau alergi protein susu sapi.
Hal ini disebabkan oleh kandungan laktosa yang lebih rendah pada beberapa jenis susu kuda dibandingkan susu sapi dan rasio kasein-whey protein yang berbeda.
Selain itu, adanya oligosakarida berfungsi sebagai prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
Sebuah tinjauan di Journal of Functional Foods oleh authors seperti Varelas dan Salouka telah membahas potensi prebiotik dari susu mamalia non-bovine, termasuk susu kuda.
- Sifat Anti-inflamasi dan Antioksidan
Kandungan asam lemak tak jenuh ganda, seperti asam linoleat dan asam alfa-linolenat (omega-3), serta vitamin E dan C, berkontribusi pada sifat anti-inflamasi dan antioksidan susu kuda liar.
Senyawa-senyawa ini membantu melawan radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, dan meredakan peradangan dalam tubuh. Studi yang dipublikasikan dalam Food Chemistry oleh tim seperti Sieniawska et al.
telah mengidentifikasi dan mengkuantifikasi komponen antioksidan dalam susu kuda, mendukung klaim ini.
- Potensi Anti-alergi
Bagi sebagian individu dengan alergi protein susu sapi, susu kuda liar dapat menjadi alternatif yang menjanjikan.
Hal ini karena profil proteinnya yang berbeda, terutama kadar alfa-S1-kasein yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali, yang merupakan alergen utama pada susu sapi. Beberapa studi klinis, seperti yang dilakukan oleh Businco et al.
dan dilaporkan dalam European Journal of Clinical Nutrition, telah menunjukkan toleransi yang baik terhadap susu kuda pada anak-anak dengan alergi susu sapi yang parah.
- Manfaat Metabolik
Penelitian awal menunjukkan bahwa konsumsi susu kuda liar berpotensi memberikan manfaat bagi metabolisme tubuh, termasuk dalam regulasi kadar lipid dan glukosa darah.
Kandungan asam lemak tak jenuh dan komponen bioaktif lainnya dapat berperan dalam menjaga kesehatan kardiovaskular dan membantu pengelolaan kondisi metabolik.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, studi pada model hewan dan observasi pada manusia, seperti yang dilaporkan dalam beberapa publikasi di Nutrients, telah mengindikasikan dampak positif pada profil kolesterol dan respons insulin.