Jarang diketahui! Ketahui 6 Manfaat Odol Pepsodent untuk Wajah, Ampuh Mengeringkan Jerawat – E-Journal
Kamis, 6 November 2025 oleh journal
Pasta gigi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan odol, merupakan produk kebersihan oral yang diformulasikan secara khusus untuk membersihkan gigi, mencegah karies, dan menyegarkan napas.
Komposisinya umumnya meliputi agen abrasif ringan seperti silika terhidrasi, deterjen seperti sodium lauryl sulfate, fluoride untuk memperkuat email gigi, serta berbagai perasa dan pengikat.
Kandungan-kandungan ini dirancang secara spesifik untuk lingkungan rongga mulut dan struktur gigi, bukan untuk aplikasi pada kulit wajah.
Oleh karena itu, penggunaan produk ini di luar fungsi utamanya, seperti pada kulit wajah, memerlukan pemahaman mendalam mengenai potensi interaksi dan dampaknya.
manfaat odol pepsodent untuk wajah
- Mengatasi Jerawat
Beberapa individu meyakini bahwa pasta gigi dapat membantu mengeringkan jerawat dan mengurangi peradangan.
Keyakinan ini sering kali didasarkan pada kandungan tertentu dalam pasta gigi seperti baking soda, alkohol, atau triclosan yang memiliki sifat antibakteri atau pengering.
Namun, bahan-bahan ini, meskipun mungkin memberikan efek pengeringan sementara, sangat abrasif dan iritatif bagi kulit wajah yang sensitif.
Aplikasi pasta gigi pada jerawat dapat menyebabkan iritasi parah, kemerahan, kulit mengelupas, bahkan luka bakar kimiawi, yang pada akhirnya justru memperburuk kondisi jerawat dan memicu hiperpigmentasi pasca-inflamasi, sebagaimana diperingatkan oleh para dermatologis terkemuka.
- Mencerahkan Kulit
Ada anggapan bahwa pasta gigi dapat mencerahkan atau memutihkan kulit wajah, mungkin karena beberapa formulasi pasta gigi mengandung agen pemutih seperti hidrogen peroksida atau abrasif yang diklaim dapat mengangkat sel kulit mati.
Akan tetapi, bahan pemutih dalam pasta gigi dirancang untuk enamel gigi yang jauh lebih keras dibandingkan kulit. Penggunaan pada kulit wajah dapat menyebabkan iritasi signifikan, erosi lapisan pelindung kulit, dan kerusakan sel-sel kulit.
Alih-alih mencerahkan, tindakan ini berpotensi menimbulkan bercak gelap, sensitivitas berlebih terhadap sinar matahari, atau bahkan luka bakar kimiawi yang merusak integritas kulit secara permanen.
- Mengeringkan Luka atau Bintik
Beberapa orang menggunakan pasta gigi untuk mengeringkan luka kecil, gigitan serangga, atau bintik pada kulit dengan harapan dapat mempercepat penyembuhan. Properti pengeringan ini sering dikaitkan dengan kandungan alkohol atau deterjen dalam pasta gigi.
Namun, pasta gigi tidak diformulasikan sebagai antiseptik atau agen penyembuh luka; sebaliknya, komponennya seperti deterjen (misalnya Sodium Lauryl Sulfate) dan perasa buatan dapat memperburuk luka terbuka.
Bahan-bahan ini dapat memicu reaksi alergi, infeksi sekunder, dan menghambat proses penyembuhan alami kulit, berujung pada pembentukan bekas luka atau jaringan parut yang tidak diinginkan.
- Menghilangkan Komedo
Tekstur abrasif pasta gigi terkadang dianggap mampu mengangkat komedo hitam dari pori-pori kulit. Anggapan ini muncul dari analogi fungsi pasta gigi dalam membersihkan plak gigi melalui gesekan.
Namun, komedo terbentuk akibat penumpukan sebum dan sel kulit mati di dalam folikel rambut, bukan hanya di permukaan.
Partikel abrasif dalam pasta gigi terlalu kasar untuk kulit wajah dan tidak efektif dalam mengekstraksi komedo secara mendalam.
Sebaliknya, penggunaan ini dapat menyebabkan iritasi, mikrolesi pada kulit, dan peradangan, yang justru dapat memperburuk kondisi kulit dan memicu timbulnya jerawat baru.
- Mengecilkan Pori-pori
Beberapa individu mungkin percaya bahwa efek astringen dari pasta gigi dapat membantu mengecilkan tampilan pori-pori wajah. Kepercayaan ini mungkin berasal dari sensasi 'kencang' atau 'dingin' yang dirasakan setelah aplikasi.
Namun, ukuran pori-pori kulit sebagian besar ditentukan oleh faktor genetik, produksi sebum, dan elastisitas kolagen, yang tidak dapat diubah secara permanen oleh aplikasi topikal seperti pasta gigi.
Iritasi dan peradangan yang disebabkan oleh bahan kimia dalam pasta gigi justru dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar pori-pori, membuat pori-pori tampak lebih besar dan merusak struktur kulit seiring waktu.
- Mengurangi Minyak Berlebih
Pasta gigi seringkali diyakini dapat menyerap minyak berlebih dari permukaan kulit, berkat kandungan agen pengeringnya.
Meskipun benar bahwa bahan seperti alkohol dan deterjen dapat sementara waktu menghilangkan minyak dari kulit, tindakan ini bersifat agresif dan tidak spesifik.
Pengeringan kulit secara berlebihan dan drastis dapat memicu kelenjar sebaceous untuk memproduksi lebih banyak sebum sebagai respons kompensasi, yang dikenal sebagai efek rebound.
Akibatnya, kulit menjadi lebih berminyak dalam jangka panjang, disertai dengan iritasi, kemerahan, dan potensi gangguan pada barier kulit alami, sebagaimana diungkapkan dalam literatur dermatologi tentang regulasi sebum.