Wajib Tahu! Inilah 8 Manfaat Menyusui Suami Saat Hamil, Eratkan Cinta! – E-Journal
Kamis, 31 Juli 2025 oleh journal
Istilah yang merujuk pada praktik seorang wanita hamil yang menyusui pasangannya merupakan fenomena yang jarang dibahas dalam literatur ilmiah arus utama, namun dapat terjadi dalam konteks hubungan intim tertentu. Praktik ini umumnya tidak didorong oleh kebutuhan nutrisi bagi pasangan, melainkan lebih sering berkaitan dengan eksplorasi keintiman, ikatan emosional, atau pemenuhan fantasi dalam hubungan. Meskipun tidak ada dasar medis yang merekomendasikan praktik ini untuk kesehatan fisik pasangan, potensi manfaatnya dapat ditinjau dari perspektif psikologis, emosional, dan relasional bagi pasangan suami istri. Pembahasan mengenai aspek ini memerlukan pendekatan yang sensitif dan berbasis bukti ilmiah dari disiplin ilmu terkait seperti psikologi relasional, neurobiologi ikatan, dan sosiologi keluarga. Fokus utama adalah pada bagaimana interaksi fisik dan emosional yang unik ini dapat memengaruhi dinamika hubungan, persepsi diri, dan persiapan psikologis menuju peran sebagai orang tua. Penting untuk memahami bahwa setiap hubungan memiliki dinamika dan batasan yang berbeda, sehingga praktik semacam ini harus didasari oleh konsensus, rasa hormat, dan kenyamanan bersama antara kedua belah pihak.manfaat menyusui suami saat hamil
- Peningkatan Ikatan Emosional dan Kedekatan Pasangan
Praktik keintiman yang tidak konvensional ini dapat menjadi sarana yang kuat untuk memperdalam ikatan emosional antara pasangan.
Tindakan menyusui melibatkan kontak fisik yang sangat dekat dan intim, yang berpotensi melepaskan hormon oksitosin, sering disebut sebagai "hormon cinta" atau "hormon ikatan".
Oksitosin telah terbukti berperan penting dalam pembentukan ikatan sosial dan emosional, seperti yang dijelaskan dalam penelitian oleh Carter, C.S., yang menyoroti perannya dalam perilaku afiliatif dan ikatan pasangan.
Pelepasan oksitosin pada kedua belah pihak, meskipun mungkin lebih dominan pada wanita selama menyusui, dapat menciptakan perasaan nyaman, aman, dan kepercayaan yang lebih besar.
Pengalaman unik dan privat ini dapat memperkuat persepsi bahwa pasangan adalah sekutu dan sumber dukungan emosional yang tak tergantikan. Ini melampaui keintiman seksual biasa, menciptakan dimensi baru dalam koneksi interpersonal mereka.
Keintiman fisik semacam ini juga dapat berfungsi sebagai simbol komitmen dan kerentanan bersama, memperkuat rasa "kita" dalam hubungan.
Ini adalah ekspresi dari kepercayaan yang mendalam, di mana kedua belah pihak bersedia menjelajahi batas-batas keintiman mereka dengan cara yang saling mendukung.
Proses ini dapat menghasilkan fondasi hubungan yang lebih kuat dan tahan uji, sebagaimana diuraikan dalam teori ikatan yang menekankan pentingnya responsivitas dan ketersediaan emosional.
- Reduksi Stres dan Relaksasi
Interaksi fisik yang intim dan menenangkan seperti menyusui dapat berkontribusi pada penurunan tingkat stres bagi kedua pasangan. Sentuhan kulit-ke-kulit dan keintiman yang terlibat dalam tindakan ini dapat memicu respons relaksasi dalam sistem saraf parasimpatik.
Pelepasan oksitosin yang telah disebutkan sebelumnya juga dikaitkan dengan efek anti-stres, menurunkan kadar kortisol, hormon stres utama, dalam tubuh, seperti yang dibahas dalam tinjauan oleh Uvns-Moberg, K., & Petersson, M.
Bagi wanita hamil, periode kehamilan seringkali diiringi oleh tingkat stres yang tinggi karena perubahan hormonal, fisik, dan psikologis. Momen relaksasi dan kedekatan dengan pasangan dapat menjadi mekanisme koping yang efektif untuk mengelola kecemasan ini.
Bagi suami, terlibat dalam praktik ini dapat menjadi cara untuk merasa lebih terhubung dan mengurangi stres yang mungkin timbul dari antisipasi peran sebagai ayah atau kekhawatiran terhadap kehamilan.
Lingkungan yang tenang dan aman yang tercipta selama interaksi ini dapat berfungsi sebagai "zona nyaman" di mana ketegangan dapat dilepaskan.
Ini adalah bentuk terapi sentuhan yang dapat menenangkan pikiran dan tubuh, mempromosikan keadaan pikiran yang lebih damai. Efek relaksasi ini tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga dapat berkontribusi pada kesejahteraan mental jangka panjang pasangan.
- Eksplorasi Keintiman dan Fantasi dalam Hubungan
Bagi beberapa pasangan, praktik menyusui saat hamil dapat menjadi bentuk eksplorasi keintiman yang melampaui batasan konvensional, termasuk pemenuhan fantasi.
Keintiman tidak selalu terbatas pada aktivitas seksual tradisional; seringkali, keintiman melibatkan keinginan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan emosional serta psikologis pasangan.
Diskusi terbuka mengenai keinginan dan fantasi semacam ini dapat memperkuat komunikasi dan pemahaman timbal balik.
Menjelajahi fantasi bersama, dalam batasan yang disepakati dan saling menghormati, dapat menyuntikkan elemen kegembiraan dan kebaruan ke dalam hubungan.
Ini menunjukkan tingkat kepercayaan dan penerimaan yang tinggi, di mana kedua belah pihak merasa aman untuk mengungkapkan aspek diri mereka yang mungkin tersembunyi.
Pengalaman ini dapat memperkaya kehidupan intim pasangan dan menjaga percikan gairah tetap menyala, bahkan di tengah perubahan fisik dan emosional kehamilan.
Penting untuk diingat bahwa eksplorasi semacam ini harus didasarkan pada persetujuan dan kenyamanan mutlak dari kedua belah pihak.
Apabila dilakukan dengan rasa saling menghormati dan komunikasi yang jujur, praktik ini dapat menjadi bukti fleksibilitas dan keterbukaan dalam hubungan.
Ini menunjukkan kapasitas pasangan untuk beradaptasi dan berkembang bersama, memenuhi kebutuhan yang mungkin tidak selalu bersifat verbal atau eksplisit.
- Peningkatan Komunikasi Non-Verbal
Tindakan menyusui suami saat hamil melibatkan komunikasi yang sangat non-verbal, yang dapat memperkaya pemahaman pasangan satu sama lain.
Melalui sentuhan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh, pasangan dapat menyampaikan kasih sayang, dukungan, dan kerentanan tanpa perlu menggunakan kata-kata.
Komunikasi non-verbal seringkali lebih dalam dan otentik, mengungkapkan emosi yang mungkin sulit diutarakan secara lisan, sebagaimana ditekankan dalam studi tentang pentingnya isyarat non-verbal dalam interaksi manusia.
Dalam momen keintiman semacam ini, pasangan belajar membaca dan merespons isyarat halus satu sama lain, memperkuat empati dan intuisi mereka.
Kemampuan untuk memahami dan merespons kebutuhan pasangan tanpa kata-kata adalah indikator hubungan yang sehat dan kuat. Ini membangun fondasi kepercayaan yang mendalam, di mana setiap pihak merasa sepenuhnya dipahami dan diterima.
Pengalaman bersama ini dapat menjadi pelajaran berharga dalam memahami preferensi dan batasan satu sama lain, meningkatkan kualitas interaksi mereka di luar momen intim ini.
Ini mengajarkan pasangan untuk lebih peka terhadap isyarat non-verbal dalam kehidupan sehari-hari, yang pada gilirannya dapat mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan harmoni dalam hubungan. Komunikasi non-verbal yang efektif adalah pilar penting bagi kemitraan yang langgeng.
- Persiapan Psikologis untuk Peran Orang Tua
Bagi sebagian pasangan, praktik ini dapat menjadi bentuk persiapan psikologis yang unik untuk peran orang tua yang akan datang, terutama bagi sang suami.
Terlibat dalam tindakan yang secara intrinsik terkait dengan pengasuhan dan pemberian makan dapat membantu suami mengembangkan rasa empati dan koneksi yang lebih dalam terhadap pengalaman kehamilan dan menyusui yang akan dialami oleh pasangannya.
Ini dapat mengurangi kesenjangan pemahaman antara pengalaman ibu dan ayah, seperti yang dibahas dalam literatur psikologi perkembangan keluarga.
Suami mungkin merasa lebih terlibat dalam proses kehamilan dan transisi menjadi orang tua, tidak hanya sebagai penonton tetapi sebagai partisipan aktif dalam cara yang intim.
Pengalaman ini dapat membantu mengurangi kecemasan atau perasaan terasing yang mungkin dirasakan oleh beberapa calon ayah.
Ini adalah cara konkret bagi suami untuk merasa lebih terhubung dengan perjalanan kehamilan pasangannya dan mempersiapkan diri secara emosional untuk tanggung jawab mengasuh bayi.
Selain itu, pengalaman ini dapat memicu diskusi tentang harapan dan ketakutan terkait pengasuhan anak, membuka saluran komunikasi yang penting untuk masa depan.
Ini dapat menjadi kesempatan untuk membahas bagaimana mereka akan bekerja sama sebagai orang tua, berbagi beban, dan mendukung satu sama lain.
Dengan demikian, praktik ini berpotensi membangun fondasi kolaborasi dan pengertian yang kuat untuk perjalanan pengasuhan yang akan datang.
- Peningkatan Rasa Percaya Diri dan Penerimaan Diri
Bagi wanita hamil, tubuh mengalami banyak perubahan yang signifikan, yang terkadang dapat memengaruhi citra diri dan rasa percaya diri.
Ketika seorang wanita merasa diinginkan dan dicintai dalam kondisi fisiknya yang berubah, terutama melalui tindakan keintiman yang mendalam seperti menyusui pasangannya, ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan penerimaan diri.
Ini adalah afirmasi bahwa perubahan tubuhnya tidak mengurangi daya tariknya atau nilai dirinya di mata pasangan, sebuah konsep yang didukung oleh teori citra tubuh dan harga diri.
Penerimaan dan kasih sayang dari pasangan dalam konteks kehamilan dapat menjadi penawar kuat terhadap keraguan diri atau kecemasan terkait penampilan fisik.
Ini mengirimkan pesan bahwa keintiman dan daya tarik melampaui standar kecantikan konvensional, berakar pada koneksi emosional dan penerimaan yang mendalam.
Pengalaman ini dapat memupuk rasa nyaman dengan tubuh yang sedang bertransformasi dan merayakan feminitas dalam fase kehidupan yang unik ini.
Bagi suami, mampu memberikan kenyamanan dan kebahagiaan kepada pasangannya melalui cara yang begitu pribadi juga dapat meningkatkan rasa harga diri dan kepuasan dalam hubungan.
Ini menegaskan perannya sebagai sumber dukungan dan cinta, memperkuat identitasnya sebagai pasangan yang peduli. Kedua belah pihak merasakan penguatan positif yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis secara keseluruhan.
- Meningkatkan Kualitas Hubungan Intim Secara Keseluruhan
Meskipun menyusui suami bukan aktivitas seksual dalam pengertian tradisional, eksplorasi keintiman semacam ini dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hubungan intim secara keseluruhan.
Dengan memperluas definisi keintiman dan kenyamanan fisik, pasangan dapat menemukan cara-cara baru untuk terhubung dan memuaskan satu sama lain.
Ini menunjukkan keterbukaan terhadap pengalaman baru dan kesediaan untuk memenuhi kebutuhan yang mungkin tidak konvensional, sebagaimana diuraikan dalam penelitian tentang kepuasan seksual dan keintiman relasional.
Variasi dalam keintiman dapat mencegah rutinitas dan kebosanan, menjaga hubungan tetap segar dan menarik. Ketika pasangan merasa bebas untuk mengeksplorasi berbagai bentuk keintiman tanpa penghakiman, mereka cenderung lebih puas dengan kehidupan intim mereka.
Ini mendorong dialog yang jujur tentang keinginan dan preferensi, yang merupakan kunci untuk hubungan intim yang memuaskan dan berkelanjutan.
Hubungan yang intim dan memuaskan seringkali menjadi indikator kesehatan hubungan secara keseluruhan. Dengan demikian, kemampuan untuk terlibat dalam praktik-praktik keintiman yang unik dan saling memuaskan dapat menjadi cerminan dari fondasi hubungan yang kuat dan fleksibel.
Ini menunjukkan bahwa pasangan mampu beradaptasi, berinovasi, dan terus-menerus menemukan cara-cara baru untuk saling mencintai dan menghargai.
- Membangun Memori dan Pengalaman Unik Bersama
Setiap hubungan dibangun di atas serangkaian pengalaman dan memori bersama, dan praktik keintiman yang tidak biasa seperti menyusui suami saat hamil dapat menciptakan kenangan yang sangat unik dan pribadi.
Memori-memori ini menjadi bagian dari narasi hubungan pasangan, memperkaya sejarah bersama mereka. Pengalaman yang kuat dan berbeda dari norma ini seringkali lebih mudah diingat dan dihargai, membentuk fondasi ikatan yang lebih dalam.
Kenangan unik ini dapat berfungsi sebagai "jembatan" yang menghubungkan pasangan melalui berbagai fase kehidupan, termasuk tantangan kehamilan dan pengasuhan anak.
Ketika pasangan menghadapi kesulitan, memori akan momen-momen keintiman dan koneksi yang mendalam ini dapat menjadi pengingat akan kekuatan hubungan mereka. Ini adalah bukti dari petualangan bersama yang hanya mereka berdua pahami sepenuhnya.
Pengalaman bersama yang langka ini juga dapat menjadi sumber kebanggaan dan keunikan bagi pasangan, memperkuat identitas mereka sebagai sebuah unit.
Ini adalah sesuatu yang hanya mereka berdua bagikan, menciptakan rasa eksklusivitas dan kekhususan dalam hubungan mereka. Kenangan-kenangan ini bukan hanya sekadar peristiwa, tetapi juga representasi dari cinta, kepercayaan, dan eksplorasi tanpa batas di antara keduanya.