Wajib Tahu! 8 Manfaat Daun Ketul, Anti-inflamasi Alami! – E-Journal
Selasa, 26 Agustus 2025 oleh journal
Tumbuhan yang dikenal secara ilmiah sebagai Bidens pilosa merupakan gulma kosmopolitan yang tersebar luas di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, di mana ia akrab disebut sebagai daun ketul atau pecut kuda.
Secara tradisional, bagian tumbuhan ini, terutama daunnya, telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan rakyat untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan. Penggunaan historisnya mencakup penanganan peradangan, infeksi, hingga masalah pencernaan, menunjukkan kekayaan potensi fitokimia yang terkandung di dalamnya.
Studi ilmiah modern kini banyak berfokus pada isolasi dan identifikasi senyawa bioaktif dari tumbuhan ini, serta memvalidasi klaim-klaim tradisional tersebut melalui penelitian in vitro dan in vivo yang terstruktur.
manfaat daun ketul
- Aktivitas Anti-inflamasi
Daun ketul telah menunjukkan potensi yang signifikan sebagai agen anti-inflamasi. Kandungan senyawa flavonoid dan chalcone, seperti auron dan kalkon, diyakini menjadi faktor utama di balik efek ini.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal seperti Journal of Ethnopharmacology oleh Yoshikawa et al.
(2001) mengindikasikan bahwa ekstrak daun ini dapat menghambat produksi mediator pro-inflamasi, seperti oksida nitrat dan prostaglandin E2, sehingga berpotensi meredakan gejala peradangan pada tubuh.
- Sifat Antioksidan Kuat
Kandungan fitokimia yang melimpah pada daun ketul, termasuk fenolik, flavonoid, dan karotenoid, menjadikannya sumber antioksidan yang efektif.
Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas yang berbahaya dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama stres oksidatif dan kerusakan sel. Berbagai studi, termasuk yang diulas oleh Kregiel et al.
(2018) dalam Molecules, secara konsisten menunjukkan kapasitas antioksidan tinggi dari ekstrak daun Bidens pilosa, mendukung perannya dalam pencegahan penyakit degeneratif.
- Potensi Antimikroba dan Antibakteri
Daun ketul memiliki sejarah panjang penggunaan tradisional sebagai antiseptik dan antimikroba. Penelitian modern telah mengkonfirmasi aktivitas ini, menunjukkan bahwa ekstraknya efektif melawan berbagai jenis bakteri patogen dan beberapa spesies jamur. Studi oleh Sundararajan et al.
(2011) dalam International Journal of Pharma and Bio Sciences melaporkan bahwa ekstrak daun ketul dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, menawarkan potensi sebagai agen antimikroba alami.
- Efek Antidiabetik
Salah satu manfaat yang paling banyak diteliti dari daun ketul adalah kemampuannya dalam membantu mengelola kadar gula darah.
Senyawa chalcone dan polisakarida yang ditemukan di dalamnya diduga berperan dalam meningkatkan sensitivitas insulin dan menghambat enzim alfa-glukosidase, yang bertanggung jawab memecah karbohidrat menjadi glukosa. Penelitian yang dilakukan oleh Liu et al.
(2009) dalam Journal of Ethnopharmacology telah memberikan bukti awal tentang potensi hipoglikemik ekstrak daun ini pada model hewan diabetes.
- Aktivitas Antikanker dan Antiproliferatif
Beberapa studi in vitro telah mengeksplorasi potensi antikanker dari ekstrak daun ketul. Senyawa poliasetilen dan flavonoid tertentu menunjukkan kemampuan untuk menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) dan menghambat proliferasi berbagai jenis sel kanker.
Penelitian oleh Yang et al. (2010) dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menyoroti kemampuan ekstrak Bidens pilosa untuk menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru dan usus besar, meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan.
- Perlindungan Hati (Hepatoprotektif)
Daun ketul juga menunjukkan potensi sebagai agen hepatoprotektif, yang berarti dapat membantu melindungi hati dari kerusakan. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya berkontribusi pada perlindungan organ vital ini dari toksin dan stres oksidatif.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Wei et al. (2010) menunjukkan bahwa ekstrak Bidens pilosa dapat mengurangi kerusakan hati yang diinduksi oleh zat kimia, mendukung klaim tradisional mengenai manfaatnya untuk kesehatan hati.
- Modulasi Sistem Kekebalan Tubuh (Imunomodulator)
Beberapa komponen bioaktif dalam daun ketul diyakini memiliki kemampuan untuk memodulasi respons imun tubuh.
Ini berarti mereka dapat membantu menyeimbangkan sistem kekebalan, baik dengan meningkatkan aktivitasnya saat diperlukan atau menekan respons berlebihan yang dapat menyebabkan penyakit autoimun. Penelitian oleh Chien et al.
(2017) dalam International Journal of Molecular Sciences menunjukkan bahwa ekstrak Bidens pilosa dapat mempengaruhi produksi sitokin dan aktivitas sel imun, memberikan dasar ilmiah untuk klaim imunomodulator.
- Mendukung Penyembuhan Luka
Secara tradisional, daun ketul sering digunakan secara topikal untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi peradangan pada kulit. Sifat antimikroba dan anti-inflamasinya berperan penting dalam proses ini, membantu mencegah infeksi pada luka dan mengurangi pembengkakan.
Meskipun penelitian modern masih terbatas pada studi klinis, beberapa laporan dan ulasan, termasuk oleh Geissberger & Sequin (1991) dalam Planta Medica, mendukung penggunaan tradisional ini berdasarkan komponen bioaktif yang mempercepat regenerasi jaringan.