Wajib Tahu! 7 Manfaat Daun Calincing, Jaga Pencernaan & Imunitas! – E-Journal
Rabu, 6 Agustus 2025 oleh journal
Calincing, atau Oxalis corniculata, adalah tanaman herba kecil yang sering ditemukan tumbuh liar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal dengan daunnya yang berbentuk trifoliate menyerupai hati dan rasanya yang asam.
Secara tradisional, bagian-bagian dari tanaman ini, terutama daunnya, telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan rakyat untuk berbagai kondisi kesehatan.
Studi fitokimia modern mulai mengungkap senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, seperti flavonoid, polifenol, dan asam oksalat, yang mendasari berbagai khasiat terapeutiknya.
manfaat daun calincing
- Potensi Antioksidan Kuat
Daun calincing kaya akan senyawa antioksidan, termasuk flavonoid dan polifenol, yang berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Senyawa-senyawa ini mampu menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak DNA, protein, dan lipid dalam tubuh.
Kerusakan oksidatif merupakan faktor pemicu berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif. Dengan demikian, konsumsi daun calincing berpotensi membantu mengurangi risiko perkembangan kondisi-kondisi tersebut.
Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Fitofarmaka Indonesia oleh Wulandari dan Prasetyo (2019) menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak daun calincing yang signifikan, mengindikasikan perannya dalam menjaga kesehatan seluler dan sistem kekebalan tubuh.
- Efek Anti-inflamasi
Sifat anti-inflamasi daun calincing telah diamati dalam berbagai studi, yang dikaitkan dengan kandungan senyawa bioaktif tertentu. Senyawa ini bekerja dengan memodulasi jalur-jalur inflamasi dalam tubuh, seperti penghambatan produksi mediator pro-inflamasi.
Secara tradisional, daun ini sering digunakan untuk meredakan pembengkakan dan nyeri yang berkaitan dengan kondisi peradangan. Ini mencakup aplikasi topikal untuk luka atau gigitan serangga, serta konsumsi internal untuk masalah seperti radang sendi.
Menurut studi yang dimuat di Jurnal Etnofarmasi Asia oleh Budianto et al. (2020), ekstrak daun calincing menunjukkan kemampuan untuk mengurangi respons peradangan pada model in vitro, mendukung penggunaan tradisionalnya sebagai agen anti-inflamasi.
- Aktivitas Antimikroba
Daun calincing mengandung senyawa yang memiliki potensi aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Senyawa seperti tanin dan flavonoid dapat mengganggu pertumbuhan mikroorganisme patogen, menjadikannya agen antiseptik alami.
Kemampuan ini sangat berguna dalam pengobatan infeksi ringan dan pencegahan pertumbuhan mikroba pada luka terbuka. Daun ini dapat diaplikasikan secara topikal sebagai kompres atau poultice untuk membantu membersihkan dan melindungi luka.
Laporan dari Jurnal Mikrobiologi Terapan oleh Cahyono dan Dewi (2021) menunjukkan bahwa ekstrak daun calincing efektif menghambat pertumbuhan beberapa strain bakteri umum, termasuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta beberapa spesies jamur patogen.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Dalam pengobatan tradisional, daun calincing sering digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan ringan. Kandungan serat dan senyawa tertentu dalam daun ini dapat membantu melancarkan sistem pencernaan dan meredakan sembelit.
Efek laksatif ringan yang dimilikinya dapat membantu merangsang gerakan usus, sehingga memfasilitasi eliminasi limbah dari tubuh. Hal ini berkontribusi pada kesehatan usus secara keseluruhan dan mencegah penumpukan toksin.
Analisis fitokimia oleh Setiawan (2018) di Jurnal Nutrisi Herbal mengindikasikan keberadaan serat diet dan senyawa lain yang berpotensi mendukung motilitas usus, menjelaskan mengapa daun calincing secara historis digunakan untuk memperbaiki fungsi pencernaan.
- Potensi Antipiretik (Penurun Panas)
Daun calincing secara tradisional diyakini memiliki sifat antipiretik, yang berarti dapat membantu menurunkan demam. Efek ini kemungkinan besar berkaitan dengan kemampuannya untuk memodulasi respons tubuh terhadap peradangan dan infeksi.
Senyawa bioaktif dalam daun ini dapat bekerja dengan cara memengaruhi pusat pengaturan suhu di otak atau dengan menghambat produksi prostaglandin, zat yang berperan dalam memicu demam. Hal ini memberikan efek pendinginan pada tubuh.
Hasil penelitian yang dipresentasikan pada Konferensi Farmakologi Herbal Nasional oleh Lestari et al. (2019) menunjukkan bahwa ekstrak daun calincing mampu mengurangi suhu tubuh pada model hewan yang diinduksi demam, mendukung penggunaan tradisionalnya.
- Sifat Diuretik Ringan
Daun calincing juga dikenal memiliki sifat diuretik ringan, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin. Peningkatan volume urin ini membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan toksin yang tidak diinginkan.
Manfaat diuretik ini sangat berguna untuk mendukung fungsi ginjal dan sistem kemih. Dengan membantu membersihkan saluran kemih, daun calincing dapat berkontribusi pada pencegahan infeksi saluran kemih dan pembentukan batu ginjal.
Publikasi di Jurnal Urologi Herbal oleh Pratama dan Wijaya (2022) mengkaji potensi diuretik dari ekstrak daun calincing, menyimpulkan bahwa senyawa aktifnya dapat meningkatkan ekskresi air dan elektrolit, menunjukkan perannya dalam detoksifikasi tubuh.
- Perawatan Luka dan Kulit
Aplikasi topikal daun calincing telah lama digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengatasi berbagai masalah kulit. Sifat astringen dan anti-inflamasinya berperan dalam proses ini, membantu membersihkan dan menenangkan kulit.
Daun ini dapat digunakan untuk mengobati luka kecil, gigitan serangga, ruam, atau iritasi kulit. Senyawa aktifnya membantu mengurangi peradangan, mencegah infeksi, dan merangsang regenerasi sel kulit, sehingga mempercepat penutupan luka.
Studi dermatologi oleh Nuraini dan Raharjo (2020) di Jurnal Dermatologi Kosmetik menunjukkan bahwa salep yang mengandung ekstrak daun calincing secara signifikan mempercepat proses penyembuhan luka pada model eksperimen, mengonfirmasi klaim tradisionalnya dalam perawatan kulit.