Jarang Diketahui! 7 Manfaat Daun Beluntas untuk Atasi Bau Badan! – E-Journal

Senin, 8 Desember 2025 oleh journal

Tumbuhan yang dikenal dengan nama ilmiah Pluchea indica memiliki daun-daun beraroma khas yang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di berbagai wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Bagian daun dari tanaman perdu ini sering diolah untuk mendapatkan berbagai khasiat kesehatan yang diyakini secara turun-temurun. Penggunaannya bervariasi, mulai dari konsumsi langsung, ekstrak, hingga aplikasi topikal, mencerminkan fleksibilitasnya dalam sistem pengobatan herbal.

Studi ilmiah modern mulai mengungkap dasar fitokimia di balik kegunaan tradisional tersebut, memberikan landasan bukti empiris terhadap klaim-klaim manfaatnya.

daun beluntas manfaat

  1. Anti-inflamasi

    Daun beluntas memiliki potensi signifikan sebagai agen anti-inflamasi, sebuah khasiat yang sangat relevan dalam penanganan berbagai kondisi peradangan kronis dan akut.

    Senyawa-senyawa bioaktif seperti flavonoid dan terpenoid yang terkandung di dalamnya diyakini berperan dalam menghambat jalur inflamasi dalam tubuh. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry oleh Astuti et al.

    (2018) menunjukkan bahwa ekstrak daun beluntas dapat secara efektif mengurangi respons inflamasi pada model hewan. Kemampuan ini menjadikan beluntas kandidat menjanjikan untuk pengembangan fitofarmaka dalam manajemen nyeri dan bengkak yang berkaitan dengan peradangan.

    Jarang Diketahui! 7 Manfaat Daun Beluntas untuk Atasi...

    Mekanisme kerja anti-inflamasi beluntas seringkali melibatkan modulasi ekspresi sitokin pro-inflamasi dan enzim seperti siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX).

    Dengan menghambat aktivitas enzim-enzim ini, daun beluntas dapat mencegah produksi mediator inflamasi yang memicu rasa sakit dan pembengkakan. Potensi ini sangat berharga dalam konteks penyakit seperti arthritis atau kondisi peradangan saluran pencernaan.

    Oleh karena itu, konsumsi atau penggunaan topikal daun beluntas secara tradisional untuk meredakan gejala peradangan memiliki dasar ilmiah yang kuat dan patut dipertimbangkan lebih lanjut dalam studi klinis.

  2. Antioksidan Kuat

    Kandungan antioksidan yang melimpah merupakan salah satu keunggulan utama daun beluntas, yang berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

    Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dini dan perkembangan berbagai penyakit degeneratif.

    Flavonoid, tanin, dan senyawa fenolik lainnya dalam daun beluntas adalah antioksidan kuat yang mampu menetralkan radikal bebas tersebut. Studi yang dilaporkan oleh Lestari et al.

    (2019) dalam Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research mengkonfirmasi kapasitas antioksidan tinggi dari ekstrak daun beluntas.

    Aktivitas antioksidan ini tidak hanya terbatas pada penetralan radikal bebas, tetapi juga dapat meningkatkan sistem pertahanan antioksidan endogen tubuh. Dengan demikian, daun beluntas membantu menjaga integritas seluler dan fungsionalitas organ.

    Potensi ini sangat relevan dalam pencegahan penyakit kardiovaskular, beberapa jenis kanker, dan kondisi neurodegeneratif yang terkait dengan kerusakan oksidatif.

    Oleh karena itu, memasukkan daun beluntas dalam pola makan dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan asupan antioksidan alami dan mempromosikan kesehatan jangka panjang.

  3. Antimikroba dan Antibakteri

    Daun beluntas telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional karena sifat antimikrobanya, khususnya kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

    Senyawa seperti alkaloid, flavonoid, dan minyak atsiri yang terkandung dalam daun ini diyakini bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri tersebut. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Pharmaceutical Science oleh Rahayu et al.

    (2017) menunjukkan bahwa ekstrak daun beluntas efektif melawan berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri gram-positif dan gram-negatif yang umum menyebabkan infeksi. Kemampuan ini menjadikan beluntas berpotensi sebagai agen antibakteri alami.

    Mekanisme kerja antimikroba daun beluntas dapat bervariasi, meliputi perusakan dinding sel bakteri, gangguan sintesis protein, atau inhibisi replikasi DNA bakteri.

    Potensi ini sangat berharga dalam konteks resistensi antibiotik yang terus meningkat, menawarkan alternatif atau komplementer untuk penanganan infeksi bakteri. Penggunaan tradisional beluntas untuk mengobati luka dan infeksi kulit juga didukung oleh sifat antibakterinya.

    Oleh karena itu, eksplorasi lebih lanjut terhadap senyawa antimikroba dari daun beluntas sangat relevan untuk pengembangan obat-obatan baru.

  4. Potensi Antidiabetes

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun beluntas memiliki potensi dalam manajemen kadar gula darah, menjadikannya menarik sebagai agen antidiabetes alami. Senyawa-senyawa tertentu dalam daun beluntas diduga dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan sensitivitas insulin.

    Studi yang dimuat dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research oleh Sulaiman et al. (2016) mengindikasikan bahwa ekstrak daun beluntas dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah pada model hewan diabetes.

    Penemuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut mengenai peran beluntas dalam pencegahan atau pengelolaan diabetes melitus.

    Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut, diperkirakan bahwa daun beluntas dapat bekerja melalui penghambatan enzim alfa-amilase dan alfa-glukosidase, yang bertanggung jawab memecah karbohidrat menjadi glukosa.

    Selain itu, sifat antioksidannya juga dapat membantu mengurangi stres oksidatif pada sel-sel pankreas, yang penting untuk produksi insulin. Potensi antidiabetes ini memberikan harapan baru bagi penderita diabetes yang mencari pendekatan alami untuk mengelola kondisi mereka.

    Namun, penelitian klinis pada manusia masih sangat dibutuhkan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya.

  5. Hepatoprotektif (Pelindung Hati)

    Daun beluntas juga menunjukkan sifat hepatoprotektif, yang berarti memiliki kemampuan untuk melindungi sel-sel hati dari kerusakan. Hati adalah organ vital yang sering terpapar berbagai toksin dan radikal bebas, sehingga rentan terhadap cedera.

    Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dalam daun beluntas berperan krusial dalam mitigasi kerusakan hati. Penelitian yang diterbitkan oleh Siregar et al.

    (2020) dalam Journal of Medical and Health Science memberikan bukti awal mengenai efek perlindungan hati dari ekstrak daun beluntas terhadap cedera hati yang diinduksi.

    Mekanisme perlindungan hati ini kemungkinan melibatkan penurunan stres oksidatif, pengurangan peradangan di hati, dan stabilisasi membran sel hati. Dengan melindungi hepatosit (sel hati) dari kerusakan, daun beluntas dapat membantu menjaga fungsi hati yang optimal.

    Ini sangat penting dalam konteks pencegahan dan penanganan penyakit hati seperti hepatitis atau perlemakan hati.

    Potensi beluntas sebagai agen hepatoprotektif menjadikannya subjek menarik untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan suplemen atau obat-obatan yang mendukung kesehatan hati.

  6. Potensi Antikanker

    Studi pendahuluan menunjukkan bahwa daun beluntas mungkin memiliki sifat antikanker, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

    Beberapa senyawa fitokimia yang ditemukan dalam beluntas, seperti flavonoid dan terpenoid, telah diidentifikasi memiliki aktivitas sitotoksik terhadap lini sel kanker tertentu. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Widowati et al.

    (2015) telah mengeksplorasi potensi ini, menunjukkan bahwa ekstrak daun beluntas dapat menghambat proliferasi sel kanker pada kondisi laboratorium.

    Mekanisme antikanker yang mungkin melibatkan induksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, penghambatan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memberi makan tumor), atau modulasi jalur sinyal seluler yang terlibat dalam pertumbuhan kanker.

    Potensi ini sangat menjanjikan mengingat pencarian terus-menerus untuk agen antikanker baru yang berasal dari sumber alami.

    Namun, penting untuk dicatat bahwa temuan ini sebagian besar berasal dari studi in vitro atau pada hewan, sehingga aplikasi klinis pada manusia memerlukan uji coba yang ketat dan komprehensif.

  7. Mengurangi Bau Badan

    Salah satu manfaat tradisional yang paling populer dari daun beluntas adalah kemampuannya untuk mengurangi bau badan, sebuah khasiat yang didukung oleh sifat antibakteri dan komponen aromatiknya.

    Bau badan seringkali disebabkan oleh aktivitas bakteri pada keringat di permukaan kulit. Minyak atsiri dan senyawa fenolik dalam daun beluntas dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau, sehingga mengurangi produksi senyawa volatil yang tidak sedap.

    Meskipun penelitian klinis berskala besar masih terbatas, penggunaan tradisional ini telah teruji secara empiris selama berabad-abad.

    Efek ini tidak hanya bersifat kosmetik tetapi juga terkait dengan kesehatan higienis. Daun beluntas dapat dikonsumsi langsung sebagai lalapan atau diolah menjadi minuman herbal untuk mendapatkan efek sistemik.

    Selain itu, ekstrak atau air rebusan daun beluntas juga dapat digunakan sebagai bilasan topikal. Purwanti et al.

    (2016) dalam Journal of Pharmacy telah membahas penggunaan tradisional beluntas untuk tujuan ini, mengaitkannya dengan komponen bioaktif yang memiliki sifat deodoran alami.

    Oleh karena itu, daun beluntas menawarkan solusi alami dan aman untuk masalah bau badan yang dapat meningkatkan kualitas hidup individu.