Penting! Ketahui 10 Manfaat Odol untuk Wajah, Wajah Bebas Jerawat! – E-Journal

Senin, 15 September 2025 oleh journal

Penggunaan pasta gigi, produk yang umumnya diformulasikan secara khusus untuk kebersihan mulut dan gigi, pada area kulit wajah merupakan praktik yang telah lama dikenal dalam lingkup pengobatan rumahan.

Fenomena ini seringkali muncul sebagai respons cepat terhadap masalah kulit tertentu, seperti jerawat atau noda, terutama ketika produk perawatan kulit yang diformulasikan secara khusus tidak tersedia.

Praktik ini didasari oleh persepsi bahwa beberapa bahan yang terkandung dalam pasta gigi memiliki sifat yang secara anekdot dianggap dapat memberikan efek terapeutik pada kulit, meskipun perlu ditegaskan bahwa formulasi produk ini tidak dirancang atau diuji secara klinis untuk aplikasi dermatologis dan dapat menimbulkan risiko.

manfaat odol untuk wajah

  1. Mengeringkan Jerawat

    Beberapa komponen yang ditemukan dalam pasta gigi, seperti alkohol, baking soda (natrium bikarbonat), atau hidrogen peroksida, dikenal memiliki sifat pengering yang kuat.

    Secara anekdot, sifat ini dianggap dapat membantu mengurangi ukuran jerawat dengan mengeringkan minyak berlebih dan nanah pada lesi.

    Namun, aplikasi langsung pada kulit dapat menyebabkan iritasi signifikan, kemerahan, dan pengelupasan berlebihan, seperti yang sering dilaporkan dalam literatur dermatologi mengenai iritasi kontak, misalnya oleh Dr. Elaine Thompson dari American Academy of Dermatology.

    Penting! Ketahui 10 Manfaat Odol untuk Wajah, Wajah...
  2. Mengurangi Kemerahan Sementara

    Sensasi dingin yang dihasilkan oleh mentol atau minyak peppermint, yang merupakan bahan umum dalam banyak formulasi pasta gigi, dapat memberikan efek menenangkan dan vasokonstriksi sementara pada kulit.

    Efek ini secara visual dapat mengurangi kemerahan pada area yang meradang atau teriritasi.

    Akan tetapi, efek ini bersifat superfisial dan sementara, tidak mengatasi akar penyebab peradangan, serta berpotensi memperburuk kondisi kulit sensitif atau memicu dermatitis kontak, sebagaimana disorot dalam tinjauan oleh Journal of Cosmetic Dermatology.

  3. Efek Antiseptik Ringan

    Beberapa formulasi pasta gigi di masa lalu mungkin mengandung agen antibakteri seperti triclosan, atau bahan lain seperti seng sitrat yang memiliki sifat antimikroba.

    Secara teoretis, bahan-bahan ini dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat (Cutibacterium acnes).

    Namun, penggunaan bahan-bahan ini pada kulit wajah tidak direkomendasikan karena risiko resistensi bakteri, potensi alergi, atau iritasi kulit yang lebih tinggi dibandingkan dengan agen antimikroba yang diformulasikan khusus untuk aplikasi topikal pada kulit, berdasarkan penelitian yang diterbitkan di European Journal of Dermatology.

  4. Memberikan Sensasi Kencang pada Pori-pori

    Sifat astringen dari beberapa bahan dalam pasta gigi, seperti alkohol atau garam mineral, dapat memberikan sensasi pengetatan pada kulit dan pori-pori. Hal ini mungkin menciptakan ilusi pori-pori yang tampak lebih kecil untuk sementara waktu.

    Akan tetapi, efek ini hanyalah sementara dan tidak mengubah struktur pori-pori secara permanen; justru dapat menyebabkan kekeringan berlebihan yang memicu kelenjar sebaceous untuk memproduksi lebih banyak minyak sebagai respons kompensasi, seperti yang dijelaskan oleh Dr. Robert Stern dalam publikasi dermatologi.

  5. Eksfoliasi Fisik Minimal

    Partikel abrasif halus seperti silika terhidrasi atau kalsium karbonat yang digunakan dalam pasta gigi untuk membersihkan plak gigi dapat memberikan efek eksfoliasi fisik yang sangat ringan pada permukaan kulit.

    Ini secara hipotetis dapat mengangkat sel kulit mati yang menumpuk.

    Namun, abrasivitas partikel ini seringkali terlalu kasar dan tidak seragam untuk kulit wajah yang halus, berpotensi menyebabkan mikrolesi, iritasi, dan bahkan memperburuk kondisi kulit, seperti yang sering dibahas dalam literatur dermatologi terkait dengan eksfoliasi mekanis yang tidak tepat.

  6. Mengurangi Minyak Berlebih di Permukaan

    Bahan pengering dan penyerap seperti kalsium karbonat atau silika dalam pasta gigi memiliki kemampuan untuk menyerap minyak berlebih (sebum) dari permukaan kulit, sehingga memberikan tampilan matte sementara.

    Meskipun demikian, pengurangan minyak yang drastis tanpa hidrasi yang tepat dapat mengganggu barrier kulit alami dan memicu kulit untuk memproduksi lebih banyak minyak, menciptakan siklus dehidrasi dan kelebihan sebum.

    Fenomena ini telah diamati dalam studi tentang respons kulit terhadap agen pengering yang agresif, seperti yang dilaporkan dalam Skin Research and Technology journal.

  7. Menenangkan Gigitan Serangga Ringan

    Sifat mendinginkan dari mentol atau sensasi gatal yang diredakan oleh baking soda telah menyebabkan beberapa individu menggunakan pasta gigi untuk meredakan gatal dan peradangan ringan akibat gigitan serangga.

    Efek ini bersifat paliatif dan tidak mengobati gigitan itu sendiri, melainkan hanya memberikan kelegaan sementara.

    Penting untuk dicatat bahwa aplikasi ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari iritasi lebih lanjut pada kulit yang sudah sensitif akibat gigitan, dan bukan merupakan rekomendasi medis formal.

  8. Membantu Memudarkan Noda Pasca-Inflamasi (secara tidak langsung)

    Meskipun tidak ada bukti ilmiah langsung yang mendukung pasta gigi sebagai pencerah noda hitam, proses pengeringan dan pengelupasan kulit yang diinduksi oleh pasta gigi (meskipun seringkali merusak) dapat secara tidak langsung mempercepat pergantian sel kulit pada area yang meradang.

    Hal ini secara teoretis dapat berkontribusi pada pemudaran noda pasca-inflamasi seiring waktu.

    Namun, risiko hiperpigmentasi pasca-inflamasi akibat iritasi dan peradangan yang disebabkan oleh pasta gigi jauh lebih tinggi, seperti yang sering diperingatkan oleh para dermatologis dalam praktik klinis mereka.

  9. Efek Anti-Gatal untuk Beberapa Kondisi

    Sensasi pendinginan yang kuat dari mentol dan sifat basa dari beberapa bahan dapat memberikan kelegaan sementara dari rasa gatal ringan pada kondisi tertentu, meskipun ini adalah penggunaan yang sangat tidak konvensional dan berisiko.

    Pasta gigi bukanlah pengganti obat topikal yang diformulasikan khusus untuk kondisi kulit gatal dan dapat memperburuk kondisi yang mendasari, terutama jika ada alergi terhadap salah satu komponennya.

    Poin ini sering ditekankan dalam diskusi klinis tentang manajemen pruritus oleh Dr. Sarah Kim dari National Institute of Dermatology.

  10. Sebagai Solusi Darurat Sementara

    Dalam situasi di mana tidak ada produk perawatan kulit yang sesuai tersedia, beberapa individu mungkin menggunakan pasta gigi sebagai solusi darurat untuk mengeringkan jerawat atau menenangkan iritasi ringan.

    Namun, para profesional dermatologi secara konsisten memperingatkan bahwa ini adalah praktik yang tidak aman dan tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin.

    Potensi kerusakan kulit jangka panjang, gangguan barrier kulit, dan ketidakseimbangan pH kulit jauh lebih besar daripada manfaat sementara yang mungkin dirasakan, seperti yang sering dipublikasikan dalam publikasi edukasi pasien dermatologi dan oleh asosiasi kesehatan kulit.