Wajib Simak! Inilah 5 Manfaat Manisan Buah Persik, Tingkatkan Pencernaan! – E-Journal
Rabu, 13 Agustus 2025 oleh journal
Manisan buah merujuk pada proses pengawetan buah, umumnya melalui pemasakan dengan larutan gula pekat atau pengeringan yang melibatkan gula, dengan tujuan memperpanjang umur simpan dan memperkaya cita rasa.
Proses ini mengubah buah segar menjadi produk yang lebih manis dan seringkali memiliki tekstur yang kenyal atau renyah, menjadikannya camilan atau bahan tambahan yang populer dalam berbagai hidangan.
Buah persik (Prunus persica), yang dikenal dengan dagingnya yang lembut dan rasanya yang manis, adalah pilihan umum untuk dijadikan manisan karena karakteristiknya yang mudah menyerap rasa manis dan mempertahankan tekstur setelah pengolahan.
Manisan buah persik secara spesifik adalah buah persik yang telah melalui metode pengawetan ini, menghasilkan produk yang memiliki konsentrasi gula yang lebih tinggi dan keawetan yang lebih lama dibandingkan buah segarnya.
Meskipun profil nutrisinya berubah karena penambahan gula dan proses termal, manisan buah persik tetap mempertahankan beberapa komponen bioaktif dan nutrisi dari buah aslinya.
Produk ini dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, mulai dari irisan buah persik yang dikeringkan dengan gula hingga buah persik utuh yang direndam dalam sirup, seringkali dikonsumsi sebagai hidangan penutup, camilan, atau pelengkap sereal dan kue.
manfaat manisan buah persik
- Sumber Energi Cepat
Manisan buah persik memiliki kandungan gula yang signifikan, yang sebagian besar terdiri dari sukrosa, fruktosa, dan glukosa, menjadikannya sumber karbohidrat sederhana yang cepat diserap oleh tubuh.
Gula-gula ini menyediakan energi instan, yang dapat sangat bermanfaat untuk memulihkan stamina dengan cepat setelah aktivitas fisik atau sebagai pendorong energi di tengah hari.
Konsumsi manisan buah persik dapat secara efektif mengisi kembali cadangan glikogen, terutama bagi individu yang membutuhkan asupan energi segera.
Proses pengawetan dengan gula secara inheren meningkatkan kepadatan kalori buah persik, mengubahnya menjadi sumber energi yang lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan buah segarnya.
Karbohidrat yang padat energi ini dapat menjadi pilihan praktis dalam situasi tertentu, misalnya bagi mereka yang memiliki kebutuhan kalori tinggi atau saat akses ke makanan lain terbatas.
Namun, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah moderat untuk menghindari asupan gula berlebihan.
Penelitian mengenai metabolisme karbohidrat, seperti yang sering dibahas dalam publikasi ilmiah di bidang nutrisi olahraga, menunjukkan bahwa gula sederhana dapat dengan cepat dipecah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar.
Misalnya, studi oleh Burke et al. (2007) dalam Journal of Sports Sciences menyoroti peran karbohidrat dalam pemulihan glikogen, yang secara tidak langsung mendukung manfaat energi cepat dari makanan kaya gula seperti manisan buah.
- Kandungan Serat Pangan
Buah persik secara alami merupakan sumber serat pangan yang baik, yang mencakup serat larut dan tidak larut, keduanya esensial untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Meskipun melalui proses pengawetan seperti pengeringan atau pemasakan dengan sirup gula, sebagian besar serat alami yang terkandung dalam buah persik cenderung tetap dipertahankan dalam manisan.
Serat ini memainkan peran penting dalam memfasilitasi gerakan usus yang teratur dan dapat membantu mencegah masalah pencernaan seperti sembelit.
Serat larut, seperti pektin yang melimpah dalam buah persik, dikenal karena kemampuannya membentuk gel dalam saluran pencernaan, yang dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan menurunkan kadar kolesterol.
Sementara itu, serat tidak larut memberikan massa pada feses, mendukung motilitas usus yang sehat. Kehadiran serat ini dalam manisan buah persik menjadikan produk tersebut sebagai kontributor yang relevan untuk asupan serat harian.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa proses termal atau pengeringan tidak selalu menghilangkan seluruh kandungan serat dalam buah; bahkan, dalam beberapa kasus, dapat mengkonsentrasikan komponen serat tertentu.
Tinjauan yang dipublikasikan dalam Food Chemistry oleh Chau dan Huang (2003) mengenai stabilitas serat makanan selama pengolahan mengindikasikan bahwa serat umumnya relatif tahan terhadap degradasi termal.
Oleh karena itu, manisan buah persik tetap dapat memberikan kontribusi serat yang berarti bagi diet.
- Potensi Antioksidan
Buah persik segar kaya akan berbagai senyawa antioksidan, termasuk karotenoid seperti beta-karoten dan lutein, serta senyawa fenolik seperti asam klorogenat dan berbagai antosianin, terutama yang terkonsentrasi pada kulitnya.
Antioksidan ini berperan vital dalam menetralisir radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis serta penuaan dini.
Meskipun beberapa antioksidan yang sensitif terhadap panas, seperti vitamin C, mungkin berkurang selama proses pemanasan dalam pembuatan manisan, banyak senyawa fenolik dan karotenoid menunjukkan stabilitas yang lebih tinggi.
Faktanya, beberapa penelitian bahkan mengindikasikan bahwa pengolahan tertentu dapat meningkatkan bioavailabilitas atau konsentrasi antioksidan tertentu dalam produk olahan.
Oleh karena itu, manisan buah persik masih dapat menyumbangkan aktivitas antioksidan ke dalam diet, meskipun profilnya mungkin berbeda dari buah segar.
Studi yang telah diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmiah seperti Journal of Agricultural and Food Chemistry oleh Cantos et al. (2002) telah mengidentifikasi dan mengukur kandungan senyawa fenolik dalam buah persik dan produk olahannya.
Temuan ini menunjukkan bahwa antioksidan penting tetap dapat ditemukan dalam produk buah persik yang diproses, memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif.
Konsumsi manisan buah persik, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat berkontribusi pada asupan senyawa pelindung ini.
- Sumber Mineral Penting
Selain kandungan vitamin dan serat, buah persik juga merupakan sumber beberapa mineral esensial yang vital untuk berbagai fungsi tubuh.
Mineral seperti kalium, zat besi, dan magnesium secara alami terdapat dalam buah persik segar, dan sebagian besar mineral ini cenderung tetap stabil selama proses pengawetan menjadi manisan.
Ini berarti bahwa manisan buah persik dapat tetap menjadi kontributor yang berarti untuk asupan nutrisi mikro harian.
Kalium, sebagai contoh, adalah elektrolit krusial yang berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mendukung fungsi saraf, dan mengatur tekanan darah agar tetap sehat.
Zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Sementara itu, magnesium terlibat dalam lebih dari 300 reaksi enzimatik, termasuk sintesis protein dan fungsi otot serta saraf. Retensi mineral-mineral ini dalam manisan buah persik meningkatkan nilai gizinya.
Berbeda dengan beberapa vitamin yang sensitif terhadap panas, mineral cenderung tidak terdegradasi secara signifikan oleh proses pemanasan yang terlibat dalam pembuatan manisan.
Data nutrisi dari sumber tepercaya seperti USDA National Nutrient Database secara konsisten menunjukkan bahwa mineral seperti kalium dan zat besi umumnya dipertahankan dengan baik dalam produk buah olahan, termasuk manisan buah.
Oleh karena itu, manisan buah persik dapat berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan mineral tubuh.
- Peningkatan Palatabilitas dan Ketersediaan
Manisan buah persik menawarkan alternatif yang sangat menarik dan nyaman untuk mengonsumsi buah, terutama bagi individu yang mungkin kurang menyukai tekstur atau rasa buah persik segar.
Proses pengawetan dengan penambahan gula menciptakan profil rasa yang lebih manis dan tekstur yang bervariasi, seringkali lebih kenyal atau lembut, yang dapat meningkatkan daya tarik konsumsi buah secara keseluruhan.
Hal ini membuka peluang lebih luas bagi berbagai preferensi rasa untuk menikmati manfaat nutrisi dari buah persik.
Keunggulan lain dari manisan buah adalah umur simpannya yang jauh lebih panjang dibandingkan dengan buah segar. Buah persik segar memiliki musim panen yang relatif singkat dan sangat mudah rusak, membatasi ketersediaannya sepanjang tahun.
Manisan buah persik, di sisi lain, dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama, menjadikannya produk yang tersedia kapan saja.
Ini sangat menguntungkan di wilayah atau periode di mana buah segar sulit didapatkan, memastikan akses berkelanjutan terhadap nutrisi buah.
Ketersediaan sepanjang tahun ini mendukung konsumsi buah sebagai bagian dari diet seimbang, bahkan di luar musim panen buah persik.
Dalam konteks diet yang beragam, manisan buah persik dapat menjadi komponen yang berkontribusi pada asupan nutrisi, meskipun dengan pertimbangan penting terkait kandungan gulanya.
Kemudahan penyimpanan dan konsumsi juga menjadikan manisan buah persik pilihan praktis untuk camilan atau sebagai bahan serbaguna dalam berbagai resep masakan dan kue, seperti yang sering didokumentasikan dalam buku-buku resep kuliner tradisional.