Wajib Tahu! 6 Manfaat Daun Pepaya Bagi Kesehatan, Tingkatkan Imun! – E-Journal

Jumat, 5 September 2025 oleh journal

Pemanfaatan tanaman obat tradisional telah menjadi bagian integral dari berbagai budaya selama berabad-abad, dengan salah satu contoh yang menonjol adalah daun pepaya. Daun dari tanaman Carica papaya ini secara turun-temurun dikenal memiliki berbagai khasiat terapeutik.

Kandungan fitokimia yang melimpah di dalamnya, seperti alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, tanin, dan glikosida, menjadi dasar ilmiah bagi beragam efek farmakologisnya.

Penelitian modern terus menggali potensi senyawa-senyawa bioaktif ini dalam mendukung kesehatan manusia dan mengatasi berbagai kondisi medis, menjadikannya subjek menarik dalam bidang etnobotani dan farmakologi.

manfaat daun pepaya bagi kesehatan

  1. Meningkatkan Jumlah Trombosit Darah

    Salah satu manfaat daun pepaya yang paling terkenal adalah kemampuannya dalam meningkatkan jumlah trombosit darah, terutama pada pasien demam berdarah dengue (DBD).

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine oleh Subenthiran et al.

    (2013) menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya secara signifikan meningkatkan jumlah trombosit dan mempercepat pemulihan pada pasien DBD tanpa efek samping yang serius. Mekanisme yang diusulkan melibatkan stabilisasi membran sel dan stimulasi produksi trombosit.

    Wajib Tahu! 6 Manfaat Daun Pepaya Bagi Kesehatan,...
  2. Sebagai Agen Antioksidan Kuat

    Daun pepaya kaya akan senyawa antioksidan seperti flavonoid dan karotenoid, yang berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh.

    Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, dan penuaan dini.

    Kandungan antioksidan ini membantu melindungi sel-sel dari stres oksidatif, sebagaimana dibuktikan dalam berbagai penelitian in vitro yang menunjukkan kapasitas antioksidan tinggi dari ekstrak daun pepaya.

  3. Memiliki Sifat Anti-inflamasi

    Kandungan enzim papain dan kimopapain dalam daun pepaya memberikan sifat anti-inflamasi yang signifikan. Enzim-enzim proteolitik ini dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri, menjadikannya bermanfaat untuk kondisi seperti radang sendi dan nyeri otot.

    Penelitian oleh Saripah et al. (2016) dalam Journal of Pharmacy and Pharmacology menyoroti potensi ekstrak daun pepaya dalam mengurangi respons inflamasi pada model hewan, menunjukkan prospek penggunaannya sebagai agen anti-inflamasi alami.

  4. Mendukung Kesehatan Pencernaan

    Enzim papain dalam daun pepaya juga dikenal luas karena perannya dalam membantu proses pencernaan protein.

    Enzim ini memecah protein menjadi peptida dan asam amino yang lebih kecil, memfasilitasi penyerapan nutrisi dan mengurangi masalah pencernaan seperti kembung, sembelit, dan gangguan pencernaan.

    Konsumsi daun pepaya, baik dalam bentuk mentah maupun ekstrak, dapat secara efektif meringankan ketidaknyamanan pencernaan dan meningkatkan fungsi usus secara keseluruhan.

  5. Potensi Antikanker

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun pepaya memiliki potensi antikanker, terutama karena keberadaan senyawa acetogenin. Senyawa ini dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan memicu apoptosis (kematian sel terprogram) pada berbagai jenis sel kanker.

    Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Otsuki et al. (2010) menunjukkan efek sitotoksik ekstrak daun pepaya terhadap beberapa lini sel kanker tanpa merusak sel normal, meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan.

  6. Mengatur Kadar Gula Darah

    Daun pepaya juga telah dieksplorasi potensinya dalam membantu pengelolaan kadar gula darah, khususnya pada individu dengan diabetes.

    Senyawa aktif dalam daun pepaya diduga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin, sehingga membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dengan lebih efisien.

    Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, beberapa studi awal, termasuk yang dilaporkan oleh Zunairah et al. (2017) dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, menunjukkan efek hipoglikemik pada model hewan diabetes.