Jarang Diketahui! Ketahui 10 Manfaat Daun Dadap, Kulit Cerah Alami! – E-Journal
Jumat, 1 Agustus 2025 oleh journal
Dadap, atau dikenal secara ilmiah sebagai Erythrina variegata, merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, dikenal luas dalam praktik pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, termasuk Asia Tenggara.
Daun dari tanaman ini telah lama dimanfaatkan karena kandungan senyawa bioaktifnya yang beragam, meliputi alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin.
Senyawa-senyawa fitokimia ini secara kolektif berkontribusi terhadap spektrum aktivitas farmakologis yang luas, menjadikannya objek penelitian ilmiah yang signifikan untuk validasi penggunaan empirisnya.
Penelitian modern terus mengungkap dasar ilmiah di balik klaim kesehatan tradisional, memperkuat pemahaman tentang potensi terapeutik tanaman ini.
manfaat daun dadap
- Anti-inflamasi
Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak daun dadap memiliki potensi sebagai agen anti-inflamasi yang kuat.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh peneliti seperti Singh dan kawan-kawan (2012) melaporkan bahwa ekstrak daun Erythrina variegata secara signifikan mengurangi edema yang diinduksi karagenan pada model hewan, menunjukkan kemampuannya dalam menekan respons peradangan akut.
Mekanisme kerjanya diduga melibatkan penghambatan mediator pro-inflamasi, sehingga mengurangi gejala peradangan.
- Analgesik (Pereda Nyeri)
Selain sifat anti-inflamasinya, daun dadap juga dilaporkan memiliki efek analgesik atau pereda nyeri.
Penelitian yang menggunakan model nyeri pada hewan, seperti uji geliat yang diinduksi asam asetat, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun dadap dapat mengurangi frekuensi geliat, mengindikasikan aktivitas antinosiseptifnya.
Efek ini kemungkinan terkait dengan interaksi senyawa aktifnya dengan jalur nyeri perifer dan sentral, seperti yang diulas dalam beberapa tinjauan farmakologi, memberikan dasar ilmiah bagi penggunaannya dalam mengatasi rasa sakit.
- Antipiretik (Penurun Demam)
Daun dadap secara tradisional digunakan untuk menurunkan demam, dan penelitian ilmiah telah mulai memvalidasi klaim ini.
Studi in vivo pada hewan pengerat yang diinduksi demam oleh ragi menunjukkan bahwa ekstrak daun Erythrina variegata dapat secara efektif menurunkan suhu tubuh.
Mekanisme antipiretik ini diduga melibatkan modulasi produksi prostaglandin di hipotalamus, serupa dengan aksi obat penurun demam konvensional, sebagaimana diindikasikan oleh penelitian di Pharmacognosy Journal, menegaskan potensi termal regulasinya.
- Antibakteri
Kandungan fitokimia dalam daun dadap memberikan potensi aktivitas antibakteri terhadap berbagai patogen. Ekstrak daun ini telah terbukti menghambat pertumbuhan bakteri gram-positif dan gram-negatif, termasuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, yang merupakan penyebab umum infeksi.
Penelitian yang diterbitkan dalam Asian Pacific Journal of Tropical Medicine oleh Patel et al. (2014) menggarisbawahi potensi daun dadap sebagai sumber agen antimikroba baru, menunjukkan perannya dalam melawan infeksi bakteri.
- Antifungal
Selain sifat antibakteri, ekstrak daun dadap juga menunjukkan aktivitas antijamur yang signifikan. Senyawa aktifnya telah teruji efektif dalam menghambat pertumbuhan beberapa spesies jamur patogen, termasuk Candida albicans, yang bertanggung jawab atas infeksi jamur pada manusia.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Plants Research menunjukkan potensi ekstrak ini sebagai agen terapeutik alami terhadap mikosis, membuka jalan bagi pengembangan antijamur fitofarmaka.
- Antioksidan
Daun dadap kaya akan senyawa fenolik dan flavonoid, yang merupakan antioksidan alami yang kuat. Senyawa-senyawa ini memiliki kemampuan untuk menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif yang merupakan pemicu berbagai penyakit degeneratif.
Uji DPPH dan FRAP telah secara konsisten menunjukkan kapasitas antioksidan tinggi dari ekstrak daun dadap, sebagaimana dilaporkan dalam artikel di Food Chemistry oleh peneliti seperti Kumar (2010), menggarisbawahi perannya dalam menjaga kesehatan seluler.
- Hepatoprotektif (Pelindung Hati)
Beberapa penelitian pra-klinis menunjukkan bahwa daun dadap memiliki efek perlindungan terhadap organ hati.
Ekstrak daun ini terbukti dapat mengurangi kerusakan hati yang diinduksi oleh zat toksik seperti karbon tetraklorida (CCl4) pada model hewan, menurunkan kadar enzim hati yang tinggi seperti AST dan ALT.
Kemampuan ini dikaitkan dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasi senyawa aktifnya, seperti yang didokumentasikan dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine, mendukung potensinya dalam menjaga kesehatan hati.
- Antidiabetes
Potensi daun dadap sebagai agen antidiabetes sedang dieksplorasi secara ilmiah. Studi menunjukkan bahwa ekstrak daunnya dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah, kemungkinan melalui penghambatan enzim alfa-glukosidase atau peningkatan sensitivitas insulin.
Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, temuan awal dari studi in vitro dan in vivo memberikan dasar yang menjanjikan untuk pengembangan terapi antidiabetes alami, sebagaimana disorot dalam Journal of Ethnopharmacology.
- Antihelmintik (Obat Cacing)
Secara tradisional, daun dadap telah digunakan sebagai obat cacing, dan penelitian modern mendukung klaim ini.
Ekstrak daunnya menunjukkan aktivitas antihelmintik terhadap berbagai jenis cacing parasit usus, termasuk pada model cacing tanah Pheretima posthuma yang sering digunakan sebagai model in vitro.
Efektivitas ini dikaitkan dengan adanya alkaloid dan senyawa lain yang dapat melumpuhkan atau membunuh cacing, seperti yang dilaporkan dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, memvalidasi penggunaan tradisionalnya.
- Sedatif Ringan
Dalam pengobatan tradisional, daun dadap juga dikenal memiliki efek sedatif ringan, sering digunakan untuk meredakan kecemasan dan membantu tidur.
Meskipun mekanisme pastinya masih dalam penelitian intensif, kehadiran senyawa alkaloid tertentu dalam daun dadap diduga berkontribusi pada efek menenangkan ini melalui interaksi dengan sistem saraf pusat.
Penelitian etnobotani dan beberapa studi fitokimia awal telah mencatat penggunaan ini dan mengidentifikasi potensi bioaktivitas yang relevan, membuka peluang untuk eksplorasi lebih lanjut.