Penting! Inilah 9 Manfaat Air Rebusan Jahe, Redakan Mual Seketika! – E-Journal
Selasa, 26 Agustus 2025 oleh journal
Jahe (Zingiber officinale) adalah rimpang yang telah lama digunakan dalam berbagai kebudayaan sebagai bumbu masakan dan obat tradisional.
Rimpang ini dikenal karena aromanya yang khas dan rasa pedas yang hangat, yang sebagian besar berasal dari senyawa aktif seperti gingerol, shogaol, dan zingeron.
Pengolahan rimpang jahe dengan cara direbus dalam air adalah metode umum untuk mengekstraksi senyawa-senyawa bermanfaat tersebut, menghasilkan minuman yang dikenal secara luas karena potensi kesehatan yang dimilikinya.
Minuman ini sering dikonsumsi untuk menghangatkan tubuh, meredakan gejala penyakit ringan, atau sebagai bagian dari regimen pengobatan herbal.
Kandungan fitokimia dalam minuman ini memberikan berbagai efek farmakologis yang telah banyak diteliti, mulai dari sifat anti-inflamasi hingga antioksidan.
Pemahaman mendalam tentang khasiat ini didukung oleh berbagai studi ilmiah yang mengeksplorasi mekanisme kerjanya pada tingkat seluler dan sistemik.
manfaat air rebusan jahe
- Mengurangi Mual dan Muntah
Air rebusan jahe telah lama digunakan secara tradisional sebagai agen antiemetik yang efektif.
Senyawa gingerol dan shogaol, yang merupakan komponen bioaktif utama jahe, berperan penting dalam meredakan sensasi mual dengan memengaruhi reseptor serotonin dalam saluran pencernaan dan sistem saraf pusat.
Sebuah tinjauan meta-analisis yang diterbitkan dalam jurnal Phytomedicine menunjukkan bahwa jahe efektif dalam mengurangi mual dan muntah pascaoperasi serta mual yang terkait dengan kehamilan.
Khasiat ini juga terbukti membantu pasien yang menjalani kemoterapi dalam mengelola mual dan muntah yang merupakan efek samping umum dari pengobatan tersebut.
Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan motilitas lambung yang berlebihan dan peningkatan pengosongan lambung, sehingga mengurangi dorongan untuk muntah. Konsumsi jahe dalam bentuk air rebusan merupakan cara yang mudah dan alami untuk memanfaatkan properti antiemetiknya.
- Sifat Anti-inflamasi
Jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat berkat kandungan gingerol, shogaol, dan paradol. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi mediator pro-inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien, serta menekan aktivitas enzim siklooksigenase (COX) dan lipooksigenase (LOX).
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food telah menggarisbawahi kemampuan jahe dalam memodulasi respons peradangan pada berbagai kondisi.
Konsumsi air rebusan jahe secara teratur dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan yang terkait dengan kondisi kronis seperti osteoartritis dan rheumatoid arthritis.
Beberapa penelitian klinis menunjukkan bahwa suplemen jahe dapat mengurangi nyeri sendi dan kekakuan pada pasien. Efek anti-inflamasi ini menjadikan air rebusan jahe sebagai pilihan alami yang menjanjikan untuk manajemen nyeri dan peradangan.
- Meredakan Nyeri Otot dan Sendi
Kemampuan jahe dalam meredakan nyeri otot dan sendi berkaitan erat dengan sifat anti-inflamasinya.
Senyawa bioaktif dalam jahe dapat mengurangi peradangan yang menjadi penyebab utama nyeri pada otot setelah aktivitas fisik yang intens atau pada kondisi nyeri kronis. Penelitian yang dilakukan oleh Black et al.
(2010) dalam The Journal of Pain menunjukkan bahwa konsumsi jahe dapat mengurangi nyeri otot yang disebabkan oleh olahraga.
Selain itu, air rebusan jahe juga dapat memberikan efek analgesik ringan, membantu mengurangi persepsi nyeri.
Efek ini sangat bermanfaat bagi individu yang mengalami nyeri otot akibat kelelahan atau cedera ringan, serta bagi penderita nyeri sendi kronis.
Penggunaan jahe secara topikal dalam bentuk kompres hangat juga menunjukkan potensi sinergis dengan konsumsi internal untuk meredakan nyeri.
- Membantu Pencernaan
Air rebusan jahe dikenal efektif dalam melancarkan sistem pencernaan dan meredakan berbagai keluhan gastrointestinal. Jahe membantu mempercepat pengosongan lambung, yang dapat mengurangi kembung, gas, dan ketidaknyamanan setelah makan.
Senyawa fenolik dalam jahe juga merangsang produksi enzim pencernaan dan meningkatkan motilitas usus, memfasilitasi proses pencernaan secara keseluruhan.
Selain itu, jahe juga memiliki efek karminatif, yang membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan, sehingga mengurangi perut kembung.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Gastroenterology & Hepatology menunjukkan bahwa jahe dapat mempercepat transit makanan dari lambung ke usus kecil.
Oleh karena itu, air rebusan jahe sering dikonsumsi setelah makan besar untuk membantu meringankan beban pencernaan.
- Mendukung Kesehatan Jantung
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat memberikan manfaat bagi kesehatan kardiovaskular. Jahe memiliki potensi untuk membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida dalam darah, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
Mekanisme ini diduga melibatkan penghambatan sintesis kolesterol di hati dan peningkatan ekskresi empedu.
Selain itu, jahe juga dapat membantu mengatur tekanan darah dan mencegah pembentukan gumpalan darah berkat sifat antikoagulannya yang ringan.
Sebuah studi dalam Journal of Nutritional Biochemistry menyoroti efek positif jahe pada profil lipid dan tekanan darah.
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak jahe pada kesehatan jantung manusia dalam skala besar.
- Sifat Antioksidan
Jahe kaya akan antioksidan, senyawa yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dini dan perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung.
Gingerol, shogaol, dan zingeron adalah beberapa antioksidan kuat yang ditemukan dalam jahe.
Konsumsi air rebusan jahe secara teratur dapat meningkatkan kapasitas antioksidan total tubuh, membantu memerangi kerusakan seluler dan mengurangi risiko penyakit terkait stres oksidatif.
Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan kemampuan ekstrak jahe dalam menetralkan radikal bebas dan mengurangi kerusakan DNA. Manfaat ini menjadikan jahe sebagai bagian penting dari diet yang mendukung kesehatan seluler.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Jahe memiliki sifat imunomodulator dan antimikroba yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Senyawa bioaktif dalam jahe dapat merangsang aktivitas sel-sel kekebalan tubuh seperti makrofag dan limfosit, yang berperan dalam melawan infeksi.
Sifat antiseptik jahe juga dapat membantu melawan bakteri dan virus tertentu.
Konsumsi air rebusan jahe sering direkomendasikan saat musim flu atau pilek karena kemampuannya untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan. Jahe juga dapat membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
Penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri patogen, mendukung peran tradisionalnya sebagai agen pencegah penyakit infeksi.
- Mengatur Kadar Gula Darah
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa jahe mungkin memiliki peran dalam membantu mengatur kadar gula darah. Senyawa dalam jahe dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel-sel otot tanpa bergantung pada insulin.
Hal ini berpotensi bermanfaat bagi individu dengan diabetes tipe 2 atau mereka yang berisiko tinggi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Iranian Journal of Pharmaceutical Research menemukan bahwa suplemen jahe dapat secara signifikan menurunkan kadar gula darah puasa pada pasien diabetes tipe 2.
Namun, penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan durasi yang lebih lama masih diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini dan menentukan dosis yang optimal.
Individu dengan diabetes harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan jahe sebagai bagian dari manajemen gula darah.
- Potensi Antikanker
Meskipun masih dalam tahap penelitian awal, beberapa studi menunjukkan bahwa jahe memiliki potensi antikanker.
Senyawa gingerol dan shogaol telah terbukti memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah metastasis (penyebaran kanker).
Penelitian ini sebagian besar dilakukan secara in vitro dan pada model hewan.
Misalnya, studi yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition telah menunjukkan efek antikanker jahe terhadap sel kanker kolorektal, ovarium, dan prostat. Mekanisme yang terlibat termasuk modulasi jalur sinyal seluler dan sifat anti-inflamasi jahe.
Meskipun hasil ini menjanjikan, jahe tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional, dan penelitian lebih lanjut pada manusia sangat diperlukan.